Bojonegoro,damarinfo.com – Hingga minggu keempat November 2024, realisasi serapan belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro masih berada di angka 48,1 persen. Dari total rencana belanja sebesar Rp 8,2 triliun, baru terserap sekitar Rp 3,95 triliun.
Mengacu pada laman resmi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan RI (diakses 19 November 2024), serapan belanja Kabupaten Bojonegoro sebagian besar terserap pada belanja pegawai sebesar 65,87 persen, yaitu Rp 1,16 triliun dari total rencana Rp 1,77 triliun. Sementara itu, belanja modal baru mencapai 31,06 persen, atau sekitar Rp 705,3 miliar dari target Rp 2,27 triliun.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bojonegoro, Luluk Alifah, mengungkapkan bahwa rendahnya serapan anggaran disebabkan belum semua belanja fisik mengajukan pembayaran.
“Ya, kurang lebih sama (persentase serapan anggaran),” ujar Luluk.
Prediksi DPRD: Serapan Anggaran 2024 Tidak Maksimal
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bojonegoro, Lasuri, menyatakan keprihatinannya terhadap rendahnya serapan anggaran ini.
“Jika hingga saat ini serapannya masih di bawah 50 persen, maka tahun ini penyerapannya sangat rendah,” kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Lasuri memprediksi bahwa tingkat serapan APBD Kabupaten Bojonegoro di akhir tahun tidak akan maksimal, dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 3 triliun. Salah satu penyebab rendahnya serapan ini, menurut Lasuri, adalah lemotnya Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), sehingga beberapa proses administrasi terpaksa dilakukan secara manual.
Penulis : Syafik