Selamat Jalan Tegar, Kepergianmu Membuka Mata Kita Semua

oleh
oleh
(Suasana Pemakaman Tegar Dwi Prasetya, Senin 6-11-2023. Foto : Budi)

“Duka mendalam masih terasa, saat Tegar harus menghadap Sang Pencipta. Tunas pemain sepak bola itu harus meregang nyawa saat menyulam asa untuk menjadi pesepak bola ternama”

Nyawa Tegar tidak semestinya sia-sia, para pemangku kepentingan sepak bola di Bojonegoro semestinya berbenah untuk memberikan pembinaan kepada tunas muda yang tengah membangun kemampuan bermain sepak bola agar dapat menggapai cita-cita.

Peristiwa tragis yang merenggut nyawa anak manusia bernama Tegar Dwi Prasetya ini tidak seharusnya disebut sebagai musibah biasa. Pasalnya ini terjadi saat Tegar sedang bermain sepak bola dalam kompetisi resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)

(Alm. Tegar Dwi Prasetyo /lingkaran putih.Foto :Budi)

Sebuah kompetisi resmi PSSI tentu mempunyai regulasi yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat, mulai dari Askab PSSI, Panitia Penyelenggara (Panpel) , Tim peserta, perangkat pertandingan dan Pemain. PSSI mempunyai aturan yang ketat tentang keselamatan pemain, wasit, penonton dan perangkat pertandingan yang lain.

Baca Juga :   Biaya Mandiri, Tim Sepak Bola Putri Bojonegoro FC Berlaga di Piala Pertiwi PSSI Jatim

Setiap pertandingan selalu harus dilengkapi dengan manual pertandingan yang berisi tentang aturan-aturan yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang  terlibat. Termasuk di dalamnya antisipasi keselamatan saat terjadi Force Major (kejadian tak terduga) bahwa pertandingan harus dihentikan. Juga soal medis yang seharusnya sudah siap di stadion tempat dilaksanakan pertandingan, rumah sakit rujukan, ambulance, tandu dan pengangkut tandu dan tenaga medis.

Namun perangkat-perangkat ini rupanya tidak tersedia saat digelar Piala Soeratin U-13 di Bojonegoro tahun 2023, sehingga saat keadaan darurat tidak dapat tertangani dengan baik dan Tegar harus menjadi korbannya.

Peristiwa pedih ini semestinya membuka mata kita semua, untuk lebih peduli dengan  bocah-bocah Bojonegoro yang masa depannya masih terbentang. Semangat bocah-bocah yang luar biasa ini semestinya dihargai dengan memberikan pembinaan yang memadai.

Baca Juga :   Tegar Akhirnya Meninggal Dunia, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro yang Rp. 8,5 triliun ini, semestinya sudah lebih dari cukup untuk membiayai pembinaan bocah-bocah Bojonegoro untuk berprestasi di dunia sepak bola. Bantuan kepada Sekolah Sepak Bola (SSB) misalnya, atau menggelar kompetisi secara berjenjang , semestinya tidak menjadi masalah bagi Bojonegoro.

Bocah-bocah polos yang begitu bersemangat berlatih, mereka bergembira dengan sepak bola. Asa untuk menjadi pemain profesional menjadi penyemangat mereka untuk terus berlatih dan bertanding. Pun para orang tua yang setia mengantar putranya untuk latihan, mendampingi mereka saat bertanding baik di dalam kota maupun saat di luar kota. Para orang tua membiayai sendiri seluruh kebutuhan anak-anak mereka saat harus bertanding dan tak pernah terdengar mereka mengeluh kepada pemerintah.

Selamat Jalan Tegar, Semoga kepergianmu membuat Sepak Bola Bojonegoro semakin jaya.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *