Kecamatan Sekaran menjadi percontohan penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) di Kabupaten Lamongan. Program MTS menerapkan pola tanam bibit padi unggul dengan penerapan pupuk organik untuk menghasilkan panen sehat dan produksi.
Menurut Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sekaran, Arifin, sampai saat ini penerapan MTS terus digulirkan secara berkelanjutan. Lokasinya berada di 21 desa di Kecamatan Sekaran. “Program MTS terbukti memberikan banyak keunggulan dibanding pertanian konvensional,” katanya kepada damarinfo.com, Kamis 2-1-2020.
Penerapan MTS dimulai Desa Besur sekitar empat tahun lalu. Selain terdapat lahan percontohan petani, di Desa Besur juga diadakan pelatihan teknis dalam sekolah lapang pertanian. Di ini juga sudah memiliki laboratorium pertanian sendiri sehingga bisa membuat agen hayati secara mandiri. Pemanfaatan agen hayati bisa mengurangi ketergantungan pupuk sehingga selain menekan biaya tanam dan menghasilkan tanaman sehat.
Menurut Syafiin MTS bisa mendongkrak produksi panenan hingga 30 persen. Jika sebelumnya untuk lahan seluas 1 hektare menghasilkan panen 6,5 ton hingga 7 ton dengan penerapan model ini bisa mencapai 8 ton,.”Ini dikarenakan bulir padi yang dihasilkan lebih bernas,” ucapnya.
Sedang bibit unggul yang biasa digunakan petani yaitu impair 42 dan impair 33. Saat ini dari 21 desa di Kecamatan Sekaran sudah 7 desa mulai dikembangkan penerapan MTS yaitu di Desa Besur, Kembangan, Karang, Siman, Kebalankulon, Kendal dan Keting. Pada tahun 2020 dua desa akan menjadi garapan MTS yaitu Desa Miru dan Latek. Di setiap desa yang masuk program MTS disiapkan lahan seluas 25 hektare. “Semua desa memiliki kesempatan yang sama untuk penerapan MTS asalkan terdapat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan),”ujar pria asal Kecamatan Solokuro ini. Dia menargetkan tahun 2022 program MTS sudah menjangkau seluruh wilayah Kecamatan Sekaran.
Petani yang diarahkan program MTS akan berikan pelatihan dan bimbingan khusus melalui sekolah lapang satu minggu sekali. Minimal terdapat 10 kali pertemuan sekolah lapang. Instruktur pelatihan MTS selain Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) juga dari Dinas Pertanian Lamongan. pelatihan dilakukan secara internal dan gabungan. “Yang jelas dengan program MTS ini akan membawa petani dari bercocok tanam konvensional menjadi modern,” imbuh Syafiin. Sedangkan BPP Sekaran yang terdapat 6 orang petugas PPL akan total memberikan pelatihan dalam penerapan MTS.
Program MTS di Desa Latek disambut antusias masyarakat. seperti diungkapkan Kades Latek Aji Suprapto. “Penerapan MTS mengalihkan petani dari konvensional menjadi milenial. Tentunya program ini bisa lebih mensejahterakan kehidupan petani,” kata Aji.
Untuk program MTS menurut Aji pihak pemerintah desa sudah menyiapkan lahan seluas 0,5 hektare untuk demo tanaman padi. Selain itu sudah disiapkan tempat untuk sekolah lapang.”Harapannya di Desa Latek bisa menerapkan tanaman MTS sehingga bisa sejahtera dalam makna sebenarnya,” tandas Kades tiga periode ini.
Penulis :Totok Martono
Editor : Sujatmiko