damarinfo.com- Jawabannya Soerabaia. Ya, Surabaya bukan hanya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Di balik sejarah perjuangannya, kota ini juga menyimpan jejak penting dalam dunia olahraga nasional — karena di sinilah sepak bola lahir dan mulai berkembang di Indonesia , tepatnya pada tahun 1894 .
Saat itu masih bernama Hindia Belanda , dan olahraga sepak bola belum dikenal luas oleh masyarakat pribumi. Namun, semuanya berubah ketika seorang pemuda Inggris bernama John Edgar membawa bola kulit dan semangat sepak bola dari Eropa ke tanah Jawa.
John Edgar dan Klub Victoria: Awal Mula Sejarah Sepak Bola di Indonesia
Pada tanggal 1 September 1895 , John Edgar mendirikan klub sepak bola pertama di Hindia Belanda dengan nama Victoria . Ia menjadi kapten tim sekaligus pelatih bagi para pemain muda yang tertarik mempelajari olahraga tersebut.

Latihan pertama dilakukan di lapangan Missigt-plein , setiap Sabtu sore. Peserta utamanya adalah anak-anak dari kalangan H.B.S.-jongens (Hollandsch-Inlandsche School), yaitu sekolah menengah elit untuk keturunan Eropa dan pribumi terpandang.
Awalnya, antusiasme masyarakat masih rendah karena minimnya pengalaman dan jumlah peserta. Namun, segalanya mulai berubah ketika klub kedua bernama Sparta didirikan tak lama kemudian.
Pertandingan Perdana: Victoria vs Sparta
Pertandingan perdana antara Victoria melawan Sparta digelar pada bulan Juli 1896 , dan langsung menjadi sorotan besar di seluruh Surabaya .
Acara ini disambut seperti sebuah festival besar. Lapangan dipenuhi kursi, tenda untuk pejabat dan keluarga mereka didirikan, dan orkestra musik turut meramaikan suasana. Ini adalah pertandingan sepak bola pertama yang digelar secara resmi di Hindia Belanda .
Dalam laga tersebut, Victoria berhasil mengalahkan Sparta dengan skor telak 6–1 , sebagian besar berkat latihan intensif yang telah mereka jalani. Kemenangan ini tidak hanya mencatatkan sejarah, tetapi juga menunjukkan bahwa sepak bola bukan lagi sekadar permainan asing — ia mulai menjadi bagian dari budaya lokal.
Perkembangan Klub dan Asosiasi Sepak Bola
Setelah sukses pertandingan pertama, klub-klub baru bermunculan di Surabaya. Ada S.I.O.D. (“Skor Adalah Tujuan Kami”) , Rapiditas , E.C.A. , T.H.O.R. , dan lainnya.
Untuk menjaga koordinasi antar klub, dibentuklah sebuah “Bond” atau Asosiasi Sepak Bola , yang berkumpul secara rutin setiap Minggu di Restoran Hellendoorn. Ini menjadi langkah awal menuju profesionalisme dalam dunia sepak bola Hindia Belanda.
Penyebaran Sepak Bola ke Wilayah Lain
Popularitas sepak bola tidak hanya terbatas di Surabaya. Dalam waktu singkat, olahraga ini menyebar ke kota-kota besar lainnya seperti Batavia (Jakarta) , Bandung , Semarang , dan Medan . Di sana, klub-klub sepak bola mulai didirikan, dan olahraga ini dengan cepat menjadi populer di kalangan semua lapisan masyarakat — baik golongan Eropa, Tionghoa, maupun pribumi.
Sepak Bola sebagai Simbol Persatuan
Meskipun lahir dari tangan penjajah, sepak bola akhirnya menjadi simbol persatuan lintas etnis di tengah struktur kolonial yang begitu kaku. Ia menjadi ruang sosial tempat orang-orang dari berbagai latar belakang dapat bersatu dalam satu visi: mencintai dan memperjuangkan olahraga yang sama .
Warisan Sejarah Sepak Bola Surabaya
Empat puluh tahun setelah pendirian klub Victoria, tepatnya pada tahun 1934 , wajah sepak bola Hindia Belanda telah berubah secara signifikan. Struktur organisasi lebih rapi, aturan resmi diterapkan, dan wasit serta petugas pertandingan profesional mulai mengambil peran. Namun, inti dari sepak bola tetaplah kesenangan dan kebahagiaan , yang menjadi dasar bagi setiap orang yang turun ke lapangan.
Dan siapa pun yang peduli pada sejarah sepak bola Indonesia, pasti akan sepakat: Surabaya adalah kota kelahiran sepak bola di Nusantara.
Penulis ; Syafik
Sumber artikel : Buku “40 jar voetbal in Ned: Indie 1894-1934” dalam artikel yang ditulis oleh John Edgar, dengan judul De Bakermart v/h Voetbalsple in N.I.