Damarinfo.com
  • Peristiwa
    • Jawa Timur
    • Bojonegoro
    • Lamongan
    • Tuban
    • Blora
  • Pemerintahan
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Migas
  • Menu Lain
    • Opini
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Wisata
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Jawa Timur
    • Bojonegoro
    • Lamongan
    • Tuban
    • Blora
  • Pemerintahan
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Migas
  • Menu Lain
    • Opini
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Wisata
No Result
View All Result
Damarinfo.com
No Result
View All Result
Sejarah dan Makna Simbol-simbol  dalam Ketupat

(ilustrasi)

Sejarah dan Makna Simbol-simbol  dalam Ketupat

RedaksibyRedaksi
Mei 6, 2022

Damarinfo.com – Orang Jawa memang penuh dengan simbol-simbol dalam menjalankan tradisinya, simbol-simbol tersebut disebut sebagai sarana komunikasi antara manusia dan Tuhan. Salah satu makanan khas Jawa yang mempunyai banyak simbol dan dijadikan sajian khusus pada hari-hari besar adalah Ketupat.  Hal ini menarik para peneliti untuk mempelajari tentang ketupat, mulai dari sejarah, hingga makna-makna yang terkandung di dalamnya.

Dalam jurnal berbahas Inggris  “Journal of Etnic Food”  Volume V edisi 1 Maret 2018, misalnya menulis tentang Ketupat.  Dalam tulisan ini salah satu yang diulas adalah unsur etnik dari ketupat.

Berdasar sejarah, Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali Islam Jawa, pada abad ke-15–16, terutama di Kabupaten Demak yang terletak di Jawa Tengah . Bakda Lebaran dan Bakda Kupat dikembangkan oleh Sunan Kalijaga.

Baca Juga :

Bupati Blora Sidak MPP dan Presensi Online ASN di BKD

Tutorial Membuat Ketupat

Pesan Bupati Bojonegoro di Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022

Bakda Lebaran dirayakan pada hari pertama Idul Fitri dengan berdoa dan bersilaturahmi, sedangkan Bakda Kupat dirayakan seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Ketupat sangat erat kaitannya dengan tradisi perayaan dan hari raya Idul Fitri. Selama Bakda Kupat, hampir setiap rumah terlihat ramai dan orang-orang mulai menganyam daun kelapa dalam bentuk ketupat.

Setelah ketupat dimasak dan dikeringkan, maka ketupat diberikan kepada tetangga/keluarga/kerabat sebagai simbol kebersamaan . Ketupat tidak hanya menyebar di Pulau Jawa tetapi juga telah menyebar ke seluruh Indonesia dan negara-negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Ini karena penyebaran agama Islam. Penyebaran Islam telah membawa salah satu tradisi budaya, yaitu menyajikan ketupat pada hari raya Idul Fitri.

Secara filosofi, Ketupat melambangkan permintaan maaf dan berkah. Bahan utama ketupat adalah beras dan daun kelapa muda, yang memiliki arti khusus. Beras dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun merupakan singkatan dari Jatining nur (cahaya sejati) dalam bahasa Jawa yang berarti hati nurani. Ketupat digambarkan sebagai lambang nafsu dan hati nurani; Artinya, manusia harus mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.

Ketupat atau kupat diartikan sebagai “Jarwa dhosok”, yang juga berarti “ngaku lepat”. Dalam hal ini mengandung pesan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Perilaku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi pada awal Syawal atau Idul Fitri, dan akhir bulan puasa ditandai dengan makan ketupat beserta beberapa lauk pauknya. Ketupat digunakan sebagai simbol pengakuan kepada Tuhan dan manusia.

Selain “ngaku lepat”, ketupat juga diartikan sebagai “laku papat”. Laku papat terdiri dari empat aksi, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran yang artinya “lebar”, artinya pintu maaf telah dibuka lebar-lebar. Ketika manusia memaafkan orang lain, mereka menerima banyak berkat. Kata “lebaran” juga berarti bulan puasa telah berakhir, dan dirayakan dengan makan ketupat.

Luberan berarti “berlimpah”, yang memberikan pesan untuk membagikan hartanya kepada orang-orang yang tidak beruntung melalui amal. Leburan berarti saling memaafkan. Semua kesalahan dapat dimaafkan pada hari itu karena umat manusia dituntut untuk saling memaafkan.

Labur dalam bahasa laburan berarti manusia suci dan bebas dari dosa-dosa manusia. Dalam hal ini, ketupat memberikan pesan untuk menjaga kejujuran diri. Oleh karena itu, setelah melaksanakan leburan (saling memaafkan), manusia harus mencerminkan sikap dan tindakan yang baik

Ketupat memiliki beberapa filosofi, mulai dari bentuk anyaman hingga lauk pauk ketupat. Anyaman pembungkus yang rumit menunjukkan kesalahan manusia. Isi ketupat yaitu nasi yang berwarna putih mencerminkan kebersihan dan kesucian hati manusia setelah memaafkan orang lain. Bentuk ketupat ketupat yang sempurna melambangkan kemenangan umat Islam setelah sebulan berpuasa sebelum Idul Fitri.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu pakar budaya Jawa, nasi putih dimaknai sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan. Bungkus hijau kekuning-kuningan dianggap sebagai salah satu tolak bala atau tolak sial. Proses menggantung ketupat setelah dimasak di depan rumah dilambangkan sebagai salah satu bentuk atau tradisi mengusir roh jahat. Oleh karena itu, ketupat sering digantung di ambang pintu untuk mencegah masuknya roh jahat ke dalam rumah.

Ketupat sering dibuat dengan cara yang berbeda, dan salah satunya menggunakan santan sebagai media perebusan sebagai pengganti air. Santan adalah simbol permintaan maaf. Santan dalam bahasa Jawa disebut “santen” yang artinya “pangapunten” atau permintaan maaf. Ada sajak Jawa yang berbunyi “kulo lepat nyuwun ngapunten” yang artinya “maaf, saya salah”.

Penulis : Syafik

Sumber : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352618117301890

Tags: Idul fitri 1443 HLebaran 2022Riyoyo kupat

Berita Terbaru

Jelang Produksi , Menteri ESDM Arifin Tasrif Kunjungi JTB

Proyek JTB Sukses Lakukan Proses Gas-In

Agustus 17, 2022
AHY Ajak Rawat Persatuan, Demokrasi & Kebangkitan Ekonomi

AHY Ajak Rawat Persatuan, Demokrasi & Kebangkitan Ekonomi

Agustus 17, 2022
Di Bojonegoro Kendaraan Berhenti Tiga Menit untuk Peringati Kemerdekaan RI

Di Bojonegoro Kendaraan Berhenti Tiga Menit untuk Peringati Kemerdekaan RI

Agustus 17, 2022
Sempat Tertunda, Jamaah Haji akhirnya Tiba di Bojonegoro

Jamaah Haji Bojonegoro Pertanyakan Uang Pengganti Biaya Pasport

Agustus 15, 2022
Pembangunan Jalan Beton Blora-Randublatung Tuntas Tahun Ini

Pembangunan Jalan Beton Blora-Randublatung Tuntas Tahun Ini

Agustus 15, 2022

TENTANG KAMI

  • Redaksi
  • Iklan
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

MENU DAMAR INFO

  • Agama
  • Blora
  • Bojonegoro
  • Ekonomi
  • Headline
  • Hiburan
  • Hukum
  • Jawa Timur
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lamongan
  • Migas
  • Olahraga
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Sejarah
  • Teknologi
  • Tokoh
  • Tuban
  • Warga Menulis
  • Wisata

PT. MEDIA ABJAT ROIS
No. AHU-0066923.AH.01.01.TAHUN 2019
NIB : 0220101151467
@2021 – Damarinfo.com

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Jawa Timur
    • Bojonegoro
    • Lamongan
    • Tuban
    • Blora
  • Pemerintahan
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Migas
  • Menu Lain
    • Opini
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Wisata

© 2021 Damarinfo.com