Bojonegoro, damarinfo.com – Tak butuh waktu lama! Setelah Setyo Wahono resmi dilantik sebagai Bupati Bojonegoro pada 20 Februari 2025, istrinya, Sri Budi Cantika, langsung terjun ke lapangan untuk mendukung program Wahono-Nurul. Salah satunya adalah monitoring program panen air hujan, yang menjadi salah satu quick win pemerintahan mereka. Kegiatan ini berlangsung di Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem, Sabtu 22-2-2025.
Turut hadir dalam monitoring ini Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi, Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro Arief Januwarso, perwakilan dari LSM Ademos Indonesia, Camat Kedungadem Bayudono Margajelita, dan Kades Kedungadem Agus Hari Purwanto.
Gerakan Panen Air Hujan, Solusi Kekeringan
Ketua LPPM Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc., menyampaikan apresiasinya kepada Ademos dan Pemkab Bojonegoro yang telah mendukung pengadaan alat IPAH (Instalasi Panen Air Hujan). Program ini menjadi salah satu langkah mitigasi kekeringan yang diusung oleh Wahono-Nurul.
“Pemilihan lokasi distribusi alat ini dilakukan berdasarkan data masyarakat yang pernah terdampak kekeringan. Penerima manfaat juga dipilih berdasarkan data mandiri masyarakat miskin daerah (damisda),” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Dr. Arief Januwarso, S.Si., M.Si. Ia berharap alat IPAH dari Unigoro benar-benar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Apalagi, alat ini tidak hanya berfungsi memanen air hujan, tetapi juga bisa menyuntikkan air ke dalam tanah.
“Unigoro sudah melakukan uji coba IPAH menggunakan toren dan kolam, hasilnya sukses. Sekarang waktunya masyarakat merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Cantika Wahono: Sinergi Pemerintah, Kampus, dan Masyarakat
Dalam kesempatan ini, Cantika Wahono mengapresiasi keberhasilan pendistribusian dan pemasangan alat IPAH di beberapa titik. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam menyukseskan program ini.
“Awalnya hanya 25 titik. Semoga ke depan bisa berkembang hingga ratusan titik agar manfaatnya semakin luas. Saya harap seluruh program yang diinisiasi oleh Pak Bupati dapat didukung dan direalisasikan bersama dalam 100 hari kerja. Terima kasih atas dukungan semua pihak, semoga berkah dan bermanfaat,” tuturnya.

Bantuan Langsung Dirasakan Warga
Masyarakat penerima alat IPAH akan mendapatkan pelatihan terkait cara mengoperasikan, membersihkan, serta memahami fungsi setiap komponen alat. Adapun alat ini terdiri dari toren berkapasitas 1.200 liter dan pipa filtrasi.
Salah satu penerima manfaat, Supinah, warga Desa Kedungadem, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan ini.
“Terima kasih kepada Pemkab Bojonegoro, Unigoro, dan Ademos. Semoga alat ini benar-benar bermanfaat, airnya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Sebagai informasi, Unigoro bersama Ademos telah mendistribusikan 25 unit alat IPAH di Kecamatan Kedungadem, Sumberjo, dan Gondang.
Dengan adanya program panen air hujan ini, diharapkan masyarakat tidak lagi kesulitan air bersih di musim kemarau. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan solusi berkelanjutan bagi masalah lingkungan. Semoga inovasi ini terus berkembang dan memberi manfaat luas bagi masyarakat Bojonegoro!
Editor : Syafik
Sumber : unigoro.ac.id