Salman Al-Farisi – Pencarian Kebenaran yang Panjang

oleh 44 Dilihat
oleh
(Ilustrasi. by canva pro)

Damarinfo.com – Mencari Tuhan Sejati.  Di Persia, hidup seorang pemuda bernama Salman Al-Farisi. Ia adalah anak seorang bangsawan Majusi, pemuja api yang kaya dan berpengaruh. Ayahnya begitu mencintainya hingga ia tidak diizinkan keluar rumah agar tetap dalam keyakinan leluhurnya.

Namun, Salman mulai merasa ada yang salah. Ia bertanya-tanya, “Apakah api yang kami sembah ini benar-benar Tuhan?” Pikirannya semakin gelisah ketika suatu hari, ia bertemu dengan orang-orang Nasrani yang sedang beribadah. Ia merasa agama mereka lebih benar daripada Majusi. Setelah diam-diam belajar dengan mereka, ia pun memutuskan untuk meninggalkan agamanya dan mencari kebenaran.

Seperti disebutkan dalam “Sirah Ibnu Hisyam”, ketika ayahnya mengetahui hal ini, ia segera mengurung Salman di rumah. Namun, keinginan Salman untuk menemukan kebenaran terlalu kuat. Ia pun melarikan diri dan pergi ke negeri Syam, tempat agama Nasrani berkembang pesat.

Dari Syam ke Madinah

Di Syam, Salman belajar dari seorang pendeta Nasrani yang ia anggap sebagai orang paling saleh. Namun, seiring waktu, ia mengetahui bahwa pendeta itu ternyata korup dan hanya memikirkan harta. Setelah pendeta itu meninggal, Salman melanjutkan pencariannya dan berguru kepada pendeta lain yang lebih jujur dan baik.

Sebelum wafat, gurunya berkata, “Akan datang seorang nabi terakhir di tanah Arab. Ia tidak menerima sedekah, tetapi menerima hadiah. Ia memiliki tanda kenabian di punggungnya.” Mendengar ini, Salman semakin yakin bahwa ia harus pergi ke tanah Arab.

Baca Juga :   Masa Kecil Rasulullah – Kehidupan di Tengah Masyarakat Quraisy

Dalam “Shahih Bukhari”, disebutkan bahwa Salman bergabung dengan kafilah dagang Arab untuk menuju Hijaz. Namun, di tengah perjalanan, ia dikhianati dan dijual sebagai budak kepada seorang Yahudi di Madinah. Tanpa ia sadari, ia telah sampai di kota yang kelak menjadi tempat hijrah Rasulullah ﷺ!

Bertemu dengan Rasulullah ﷺ

Saat Rasulullah ﷺ tiba di Madinah, Salman mulai memperhatikan beliau dan mengingat ciri-ciri nabi terakhir yang diceritakan gurunya. Untuk mengujinya, ia membawa makanan kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, “Ini sedekah.” Rasulullah ﷺ tidak memakannya, hanya membiarkan para sahabatnya memakannya.

Hari berikutnya, ia membawa makanan lagi dan berkata, “Ini hadiah.” Kali ini, Rasulullah ﷺ memakannya. Salman semakin yakin.

Kemudian, ia mencoba melihat tanda kenabian di punggung Rasulullah ﷺ. Ketika ia berhasil melihatnya, ia langsung menangis dan bersujud di hadapan Rasulullah ﷺ, menceritakan seluruh kisah pencariannya. Rasulullah ﷺ tersenyum dan berkata, “Bebaskanlah dirimu dari perbudakan.”

Namun, harga tebusannya sangat tinggi. Para sahabat pun bergotong royong untuk mengumpulkan uang dan menanam pohon kurma sebagai syarat pembebasannya. Akhirnya, Salman pun merdeka dan menjadi salah satu sahabat paling mulia dalam Islam.

Baca Juga :   Perang Badar – Kemenangan Spektakuler Kaum Muslimin

Strategi Perang Ahzab

Keahlian Salman sebagai orang Persia sangat bermanfaat dalam Islam. Saat Perang Ahzab terjadi dan pasukan Quraisy serta sekutunya datang untuk menyerang Madinah, Salman mengusulkan strategi menggali parit di sekitar kota. Strategi ini belum pernah digunakan oleh bangsa Arab sebelumnya, tetapi Rasulullah ﷺ menerimanya.

Dalam “Sirah Ibnu Ishaq”, disebutkan bahwa strategi ini berhasil menghalangi pasukan musuh selama berminggu-minggu, hingga akhirnya mereka mundur dengan sendirinya. Karena peran besarnya, Rasulullah ﷺ bersabda, “Salman adalah bagian dari keluargaku.”

Pelajaran dari Salman Al-Farisi

  1. Kebenaran harus dicari dengan kesungguhan. Salman meninggalkan keluarga, harta, dan kehidupannya demi menemukan agama yang benar.
  2. Kesabaran selalu membuahkan hasil. Meskipun menjadi budak, Salman tetap sabar hingga akhirnya Allah memuliakannya sebagai sahabat Rasulullah ﷺ.
  3. Ilmu dan strategi sangat penting dalam perjuangan Islam. Usulan Salman dalam Perang Ahzab menjadi salah satu strategi perang terbaik dalam sejarah Islam.

Salman Al-Farisi adalah simbol pencarian kebenaran yang penuh pengorbanan dan ketulusan. Kisahnya mengajarkan bahwa siapa pun yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran, Allah akan membimbingnya menuju jalan yang lurus.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *