Blora- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono Blora terpaksa menggunakan ruang instalasi gawat darurat (IGD) untuk merawat sementara pasien yang reaktif virus korona (Covid-19) berdasarkan hasil rapid test. Hal itu dilakukan karena ruang isolasi perawatan pasien positif Covid-19 sudah penuh.
‘’Jumlah pasien reaktif yang ada di IGD awalnya sebanyak empat orang. Dua orang sudah dipindah ke ruang perawatan. Sehingga masih tersisa dua orang lagi. Istilahnya antre nunggu pindah kamar,’’ ujar Direktur Utama RSUD Blora Nugroho Adiwarso, Senin 30-11-2020.
Dia mengungkapkan, ada empat pasien baru yang datang ke RSUD Blora dengan suhu badan tinggi disertai keluhan pernapasan, Senin 30-11-2020. Mereka datang tidak bersamaan datang atau berselang beberapa jam. Setelah dilakukan rapid test, ternyata keempat orang tersebut reaktif Covid-19.
‘’Karena kondisi kesehatannya kurang bagus, kami langsung melakukan perawatan. Tentunya dengan protokol kesehatan Covid-19 ketat meski baru dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test,’’ tandasnya.
Nugroho Adiwarso mengatakan, ruang isolasi Covid-19 di RSUD yang dipimpinnya berkapasitas 20 orang pasien. Ruang isolasi itu saat ini sudah penuh. Namun, karena masih ada dua pasien lagi yang reaktif, pihaknya mengupayakan tambahan ruangan isolasi perawatan ataupun dirujuk ke rumah sakit lain. Karena untuk menambah kapasitas ruangan isolasi, seluruh persyaratan dan peralatannya harus terpenuhi, tidak boleh sembarangan. “Pasien yang reaktif dan dirawat di IGD juga kami terapkan protokol kesehatan ketat sebagai pencegahan penyebaran virus korona,’’ tegasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Blora Henny Indriyanti mengemukakan, pihaknya mendorong RSUD di Blora untuk menambah kapasitas ruang isolasi perawatan pasien Covid-19. Dia mengungkapkan, sejak beberapa hari terakhir jumlah warga yang dinyatakan positif Covid-19 di sejumlah daerah cenderung mengalami peningkatan. Hal yang sama juga terjadi di Blora.
Menurutnya, hal itu antara lain terjadi karena gencarnya swab test dan tracing di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Blora dan swab test di kalangan penyelenggara pilkada. ‘’Sebagai antisipasi peningkatan jumlah pasien Covid-19 maka pihak RSUD kami dorong untuk menambah kapasitas ruang isolasi. Paling tidak minimal 10 persen dari kapasitas rawat inap,’’ katanya.
Dikatakan, di RSUD Blora kapasitas ruang isolasi akan ditambah dari 20 menjadi 26 pasien. Sedangkan ruang isolasi di RSUD Cepu, kapasitas juga akan ditambah dari sebelumnya lima pasien.
Henny Indriyanti yang juga menjabat asisten administrasi sekretaris daerah Blora menyatakan, selain di RSUD, Pemkab Blora juga menunjuk klinik Bakti Padma sebagai tempat perawatan pasien Covid-19. Hanya bedanya, klinik Padma diperuntuk bagi orang tanpa gejala (OTG). Kapasitasnya sebanyak 27 orang pasien. ‘’Kalau yang di klinik Padma itu yang ringan-ringan atau pasien OTG,’’ katanya.
Penulis : Ais