Geopark Bojonegoro Butuh Riset, Unigoro Siap Menjawab Tantangan

oleh 247 Dilihat
oleh
(Ketua LPPM Unigoro (kiri) mendampingi tim penilai geopark nasional di geosite Kedung Lantung Drenges, Sugihwaras. Kamis,12-6-2025. Foto : unigoro.ac.id)

Bojonegoro, damarinfo.com  – Revalidasi Geopark Nasional Bojonegoro memasuki hari kedua. Agenda penilaian yang digelar Kamis 12-6-2025 ini menyasar enam titik situs yang tersebar di berbagai kecamatan. Tim asesor mengunjungi Kedung Lantung Drenges, Sentra Perajin Batik dan Fosil Gigi Hiu Jono, Hutan Jati dan Sendang Pradok Bubulan, hingga Atas Angin Sekar.

Namun, di balik apresiasi terhadap potensi alam dan budaya lokal, tim penilai juga memberikan sejumlah catatan penting. Salah satunya, perlunya riset mendalam dan publikasi ilmiah yang masif dari kalangan akademisi lokal.

Riset Jadi Kunci

Meliawati Ang, ST., selaku Asesor Geopark Nasional, menyoroti sejumlah geosite yang dinilai masih membutuhkan riset pendukung. Salah satunya Kedung Lantung Drenges, yang airnya digunakan untuk irigasi sawah warga meski bercampur dengan minyak dan gas. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana implikasinya terhadap hasil panen?

“Kondisi ekologisnya perlu diteliti lebih lanjut. Di sana juga ada banyak capung, yang bisa menjadi indikator lingkungan yang sehat,” jelas Meliawati.

Ia juga menyoroti Fosil Gigi Hiu Jono sebagai temuan yang punya daya tarik geologi kuat, namun belum banyak dikaji dari aspek ilmiah dan edukatif.

Baca Juga :   Bojonegoro Makin Dekat dengan UNESCO Global Geopark, PIG Jadi Pusat Informasi dan Kebanggaan Masyarakat

Peran Kampus Lokal Diperkuat

Meliawati menegaskan, Universitas Bojonegoro (Unigoro) memegang peran strategis dalam pengembangan Geopark. Ia mendorong agar kampus tersebut menggencarkan publikasi melalui KKN, studi lapangan, dan penelitian kolaboratif. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa akan memperluas pemahaman masyarakat terhadap geopark dan memperkuat nilai edukatifnya.

“Kalau mau dijadikan wisata edukasi, harus dipikirkan juga batas-batas perilaku wisatawan. Jangan sampai keberadaan mereka justru merusak esensi geopark,” ujarnya.

14 Kecamatan Masuk Radar KKN-TK Unigoro

Menanggapi tantangan itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro telah menyusun misi khusus untuk Kuliah Kerja Nyata Tematik Kolaboratif (KKN-TK) 2025. Fokusnya tak hanya pada pengembangan geopark, tetapi juga pada optimalisasi potensi desa berbasis riset dan partisipasi warga.

Baca Juga :   Jelajah Geopark Bojonegoro, Jawa Timur Woman Touring Ikut Meriahkan BWBF 2025

Ada 14 kecamatan yang menjadi lokasi KKN dan dinilai memiliki potensi geopark kuat, mulai dari Baureno, Dander, Gondang, Kalitidu, Kedewan, Malo, Margomulyo, Ngasem, Padangan, Sekar, Sugihwaras, Temayang, Trucuk, hingga Bojonegoro Kota.

Menuju Pengakuan Dunia

Melalui kombinasi riset, keterlibatan kampus, dan kesadaran masyarakat, Bojonegoro tengah membangun pondasi kuat menuju pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Hari kedua revalidasi ini menjadi bukti bahwa transformasi Bojonegoro tidak hanya fisik, tetapi juga intelektual—dengan sains, budaya, dan kolaborasi sebagai bahan bakarnya.

Editor : Syafik

Sumber : unigoro.ac.id