Puasa Sudah Dijalankan Umat Nabi-nabi Terdahulu

oleh 56 Dilihat
oleh
(ilustrasi)

Damarinfo.com – Puasa Ramadhan diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, atau sekitar 624 Masehi. Perintah untuk melaksanakan puasa wajib bagi umat Islam di bulan Ramadhan terdapat dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 183.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dan di surat Al-Baqarah ayat 185 :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ

Artinya : “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.”

Rosulullah SAW bersabda : “Pokok dan dasar Islam ada tiga. Barang siapa yang meninggalkan salah satunya hukumnya kafir.   Pertama bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kedua menjalankan sholat lima waktu,  ketiga menjalankan puasa bulan ramadhan”

Melihat ayat yang tertulis di atas,  yang berkewajiban menjalankan puasa tidak hanya umat nabi Muhammad SAW saja namun,  juga umat para nabi sebelumnya juga sudah di wajibkan melaksanakan puasa, namun tata caranya yang berbeda-beda.

Baca Juga :   Rasulullah, Lailatul Qodar dan Purnama yang Benderang

Disebutkan dalam kitab Tarikh,  kaum Yahudi zaman dahulu berkewajiban menjalankan puasa dalam waktu sehari semalam tidak boleh makan dan minum kecuali hanya sekali. Kemudian digantikan puasa mulai tengah malam sampai setengah hari. Di agama Kristen,  zaman dahulu para pendeta membuat bermacam-macam tata cara dalam menjalankan puasa. Ada pendeta yang puasa daging,  ada yang puasa telur dan ada yang puasa ikan dan seterusnya.

Disebutkan dalam kitab Injil Matiyus yang lama,  masalah puasa disebutkan dalam Pasal enam ayat nomor 16 sampai 18. Di antaranya orang-orang yang menyembah berhala dalam menjalankan puasa hanya fardu untuk menenangkan kemarahan berhala-berhala yang dianggap Tuhannya tersebut.

Misalnya,  orang-orang menjalankan salah satu pekerjaan yang di anggap menjadikan kemarahan Tuhannya, supaya tidak terkena marah dari Tuhannya tersebut maka orang-orang akan menjalankan puasa. Yaitu meninggalkan semua perkara yang menjadi keinginannya, serta dengan meminta kepada Tuhannya semoga semua dosanya di ampuni.

Baca Juga :   Dzikir-dzikir  yang Dianjurkan di Bulan Ramadhan.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW,  kaum Yahudi yang berada di Madinah banyak menjalankan puasa di hari asyura. Pada saat itu kaum Yahudi dimintai penjelasan oleh Nabi SAW dan dijawab jika kaum Yahudi menjalankan puasa dihari asyura. Yaitu memperingati hari diselamatkannya Bani Israil dari penganiayaan Raja Firaun, yaitu pada saat itu sebagai rasa sukurnya Nabi Musa kepada Allah yang telah memberikan kemenangan.  Maka Nabi Musa menjalankan puasa di hari Asyura tersebut, dan pada zaman itu kaum Yahudi menjalankan puasa selama tujuh hari.

Disebutkan dalam Kitab Tarikh Nurul Yaqin,  Nabi Muhammad SAW sebelum diwajibkan menjalankan puasa ramadhan sudah menjalankan puasa tiga hari setiap bulannya. Sehingga,  melihat keterangan tersebut melaksanakan puasa di lakukan oleh semua golongan dan semua agama. Nabi Muhammad SAW sendiri menerima perintah kewajiban puasa yaitu pada bulan sya’ban tahun ketiga hijriyah, kemudian Nabi SAW dan para sahabat menjalankan puasa.

Penulis  : Rozikin

Sumber : Kitab Risalatus Shiyam karangan KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal. Hal 5-9