Bojonegoro,damarinfo.com – Bojonegoro memiliki modal besar: lahan pertanian luas dan produksi tanaman pangan yang cukup stabil. Namun, modal ini belum berkembang menjadi sistem pertanian yang berkelanjutan. Inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui PT Asri Dharma Sejahtera (PT ADS) menggelar Jagong Petani Milenial, sebuah forum awal untuk membangun ekosistem pertanian yang tangguh dan berani berubah.
Ruang Bertemu di Tengah Tantangan Regenerasi
Acara ini digelar di Agrowisata Geopark Kebun Belimbing Bojonegoro, dihadiri oleh Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Dekan Fakultas Pertanian IPB Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr, Owner PT Laskar Buah Indonesia Muhadi, serta Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Zainal Fanani. Forkopimcam Kalitidu dan para kepala desa sekitar turut hadir menyimak forum penting ini.
Jagong Petani Milenial bukan sekadar seremonial, tapi ruang temu yang relevan dengan realitas pertanian Bojonegoro hari ini. Lebih dari 60% petani di Bojonegoro berusia di atas 45 tahun. Regenerasi belum terjadi merata, padahal tantangan sektor pertanian terus bertambah dari waktu ke waktu.
Dua Arah Strategis Menuju Kemandirian Pangan
Dalam sambutannya, Bupati Setyo Wahono menyampaikan visi besar menjadikan Bojonegoro sebagai daerah mandiri pangan. Dua arah kebijakan ditekankan:
-
Menangani bencana tahunan yang menghantam lahan, terutama soal krisis air.
-
Membentuk sentra produksi pertanian berbasis wilayah yang kuat dan berdaya saing.
Namun, Bupati juga menegaskan bahwa semua mimpi besar itu akan sulit terwujud tanpa keberanian petani untuk berubah, terutama dari generasi muda.
“Kalau petaninya berani maju, siap belajar, dan selalu optimis, saya yakin Bojonegoro akan mandiri pangan secepatnya,” terang Bupati Setyo Wahono.
Padi Gogo dan Inovasi untuk Lahan Kering
Prof. Suryo Wiyono, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, menegaskan bahwa pola pikir petani yang terbuka terhadap inovasi adalah kunci kemandirian pangan. Ia merespons tantangan iklim Bojonegoro—kekeringan panjang dan irigasi terbatas—dengan mendorong varietas padi gogo, yang dapat ditanam di lahan kering tanpa irigasi permanen.
“Kalau lahan kering dibiarkan kosong karena menunggu air, kita kalah start. Padi gogo ini bisa jadi peluang bagi petani muda,” terang Prof. Suryo yang juga putra asli Desa Tinawun, Kecamatan Malo.
Bertani Jangan Setengah-Setengah
Muhadi, Owner PT Laskar Buah Indonesia, mendorong para petani muda untuk berani masuk ke rantai nilai pertanian. Bukan hanya menanam, tetapi juga mengelola hingga ke tahap hilirisasi.
“Kalau sudah tanam, tanam yang banyak. Tapi jangan berhenti di situ. Harus berani ikut main sampai ke hilir. Di situlah nilai tambahnya,” ujarnya.
Sebagai pelaku pasar, ia menyatakan kesiapannya menyerap hasil pertanian lokal dalam skala besar, dengan pasokan harian yang dibutuhkan di kiosnya: melon 10 ton, semangka 20 ton, jeruk lokal 35–45 ton, dan belimbing 3,5 ton. Petani dapat langsung menjalin kerja sama dengan manajemen Laskar Buah tanpa syarat rumit.
Regenerasi adalah Kebutuhan Mendesak
Zainal Fanani, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro, memperingatkan bahwa krisis pelaku utama pertanian sudah di depan mata jika regenerasi tidak segera dimulai.
“Regenerasi petani bukan pilihan, tetapi kebutuhan,” tegasnya.
Forum Jagong Petani Milenial menjadi langkah awal optimis, membangun ruang yang memungkinkan petani muda terhubung, tumbuh, dan bertahan di tengah dinamika pertanian hari ini.
PT ADS: Siap Menjadi Penghubung
Mohammad Kundori, Direktur Utama PT ADS, menyatakan bahwa pihaknya siap menjadi jembatan antara para petani muda untuk saling belajar, bekerja sama, dan bergerak bersama membangun masa depan pertanian Bojonegoro.
“Kalau petani muda siap melangkah, jangan ragu-ragu. Kami akan support,” tandasnya.
Menyemai Harapan, Menuai Kemandirian
Di forum ini, mimpi besar Bojonegoro sebagai daerah mandiri pangan mulai digerakkan—bukan hanya lewat kebijakan, tapi melalui keberanian dan keterhubungan petani muda. Ruang dialog ini memperlihatkan bahwa masa depan pertanian Bojonegoro tak sedang menunggu, tapi sedang disiapkan hari ini.
Editor : Syafik
Sumber : Tim Media Bupati Setyo Wahono