Di Bojonegoro: 1 dari 5 Pemuda Menikah Sebelum Usia 19 Tahun

oleh 144 Dilihat
oleh
(Ilustrasi Pernikahan Dini. Sumber : https://jokawinbocah.id/ini-alasan-pernikahan-dini-tidak-disarankan/)

damarinfo.com – Halo, teman-teman Bojonegoro! Pernikahan dini masih menjadi tantangan nyata bagi generasi muda. Di tengah kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, angka pernikahan usia muda masih cukup tinggi—dan ini menyentuh aspek pendidikan, kesehatan, hingga kondisi ekonomi pemuda kita.

Berdasarkan Statistik Pemuda Jawa Timur 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, mari kita simak lebih dekat bagaimana situasi di Kabupaten Bojonegoro.

Angka yang Tak Bisa Diabaikan

Menurut data resmi (satu data bojonegoro), jumlah penduduk Bojonegoro  mencapai 1.336.227 jiwa. Dari jumlah tersebut, pemuda berusia 16–30 tahun ada 18,89%, atau setara dengan 258.080 orang.

Dari kurang lebih 258.080 pemuda Bojonegoro (usia 16–30 tahun) tersebut, sebanyak 19,02% menikah sebelum usia 19 tahun atau sekitar 49.087 orang.
Rinciannya:

  • 1,51% menikah di bawah usia 15 tahun (±3.897 orang)
  • 17,51% menikah pada usia 16–18 tahun (±45.190 orang)

Artinya, hampir 1 dari 5 pemuda Bojonegoro memasuki kehidupan rumah tangga di usia yang sangat muda—bahkan di bawah batas usia legal sesuai UU Perkawinan Indonesia (19 tahun).

Baca Juga :   Jumlah Kasus Pernikahan Dini di Blora Masih Tinggi

Bagaimana Dibandingkan Daerah Lain?

Meski tidak tertinggi, Bojonegoro tetap berada dalam zona waspada, Bojonegoro berada di urutan ke 16 Kabupaten/.Kota dengan persentase pernikahan dini tertingi (<19 tahun):

  • Kabupaten Situbondo: tertinggi, 43,69%
  • Kabupaten Madiun  : terendah 4,89%

Angka 1,51% untuk pernikahan di bawah usia 15 tahun di Bojonegoro perlu perhatian khusus, karena bisa jadi puncak gunung es dari masalah yang lebih luas.

Pendidikan: Terhambat Karena Menikah Muda?

Data menunjukkan banyak pemuda berhenti di jenjang menengah:

  • 43,82% hanya menamatkan SMP/sederajat
  • 43,89% tamat SMA/sederajat
  • Hanya 7,10% melanjutkan ke diploma atau sarjana

Pernikahan dini bisa menjadi salah satu penyebab putus sekolah, terutama bagi perempuan muda yang kemudian harus mengurus rumah tangga.

Dampak Kesehatan dan Finansial

Kehamilan usia muda lebih rentan mengalami komplikasi. Di sisi lain, pasangan muda cenderung belum memiliki pekerjaan tetap, yang berdampak pada ketidakstabilan ekonomi keluarga.

Namun, ada sisi positif dari partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB):

  • 74,84% perempuan pemuda yang sudah menikah pernah mengikuti KB
  • 65,58% masih aktif
  • Namun, 25,58% belum pernah terjangkau program KB
Baca Juga :   Di Bojonegoro Kemiskinan Tinggi, Angka Pernikahan Anak juga Tinggi

Ini menunjukkan masih adanya tantangan informasi dan akses layanan kesehatan reproduksi.

Langkah Nyata yang Bisa Diambil

Untuk menghadapi tantangan ini, berbagai langkah bisa dilakukan:

  • Edukasi tentang risiko pernikahan dini di sekolah dan komunitas
  • Kampanye publik lewat media sosial, pesantren, dan lembaga adat
  • Pelatihan keterampilan dan kewirausahaan bagi pasangan muda agar tetap bisa berkembang

Pemerintah, tokoh agama, guru, dan masyarakat harus bersinergi mendorong penundaan usia menikah demi masa depan lebih cerah.

Data menunjukkan bahwa pernikahan dini di Bojonegoro bukan hanya fenomena sosial, tapi krisis potensial yang menyentuh banyak aspek kehidupan. Meski sebagian besar pemuda menikah pada usia 19–24 tahun, angka 19,02% yang menikah sebelum usia 19 tahun tetap perlu diwaspadai.

Mari kita gunakan data ini sebagai cermin dan titik tolak. Karena masa depan pemuda adalah masa depan Bojonegoro.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *