Lugas dan informatif. Adalah dua kata kunci yang tertera pada logo DamarInfo.com, sebuah media online, yang baru lahir hadapan pembaca.
Lahir dan muncul di dunia maya, pada saat dimana orang menunggu pergantian tahun. Yaitu 1 Januari 2020. Pilihan angka di tahun genap ini bukan sok-sok-an. Kebetulan saja, angka pada tahun yang muncul itu, semuanya genap. Mungkin lebih tepatnya, agar tahun kelahirannya mudah diingat. Bagi kami, yang lebih penting adalah, bagaimana proses media ini lahir, berkembang dan konsisten menemani pembaca.
Kembali soal dua kata, Lugas dan Informatif yang kita pilih sebagai jargonnya. Tentu saja kita pilih sebagai kata yang sederhana tapi luas maknanya. Coba kalau kita bedah, apa itu lugas. Jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lugas bisa muncul banyak makna. Ada yang diartikan, yang pokok-pokok saja, atau apa adanya. Orang Jawa kerap menyebut,, Opo Enek’e (Apa adanya). Kira-kira begitu. Kemudian, pada kata kata kedua, yaitu Informatif. Jika dimaknai sederhana, bisa diartikan segala sesuatu yang bersifat memberi informasi atau menerangkan.
Jadi, jika kemudian digabungkan, Lugas dan Informatif, maka bisa dimaknai, yaitu memberikan informasi yang apa adanya. Informasi yang pokok-pokok saja. Lugas dan Informatif, sepertinya sudah jadi kesepakatan bersama para ahli bahasa kita, sebagai dua kata yang bersinergi.
Lalu bagaimana dengan kata Damar dan info? Bagi yang berada di Jawa, kata Damar tentu mudah dimengerti. Karena, kata ini jika diartikan dalam Bahasa Jawa, yaitu penerang atau pelita, atau sesuatu yang memendarkan cahaya. Sedangkan Info, kalau maknanya dibuat simpel bisa diartikan kabar. Jadi, kalau digabungkan, bisa juga diartikan, kabar berkelanjutan seperti cahaya yang memendar.
Ok, setelah membahas dan mengeja makna dari nama media ini, mari kita melihat siapa saja yang hadir di tim ini. Ya, sebuah tim di balik awak redaksi yang nantinya akan memproduksi berita, juga foto, dan produk jurnalistik lainnya. Apalagi ini, adalah edisi perdana adalah, awal dari kerja yang menyenangkan.
Karena ini adalah sebuah kerja tim, tentu saja segala sesuatunya diawali dengan kesepakatan. Kami bekerja berempat. Ada Rozikin, alumni Pondok Pesantren Attanwir, Talun, Sumberejo, Bojonegoro, yang menggeluti dunia jurnalistik dari media televisi lokal di Bojonegoro. Kemudian, Abdus Syafik, sarjana statistik ini, yang juga menggemari jurnalistik. Pernah jadi pembawa berita di televisi, pun kadang kala Ngem-C dan jadi moderator untuk acara politik pun keagamaan. Ada pula, Ais Sukowati, anak Osing, Banyuwangi yang pernah kuliah di Kota Manado, Sulawesi Utara, dan kemudian pindah ke Bojonegoro, atas tuntutan profesi sebagai jurnalis. Seorang, lagi yaitu Sujatmiko, jurnalis di daerah Bojonegoro. Ke empat rekan ini, kemudian kami persatukan dengan singkatan Abjad Rois, yang belakangan dibuat nama perusahaan kami.
Untuk sementara, kami membagi wilayah liputan untuk di empat kabupaten. Yaitu, di Kabupaten Bojonegoro, Lamongan dan Tuban, Jawa Timur. Kemudian juga di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Daerah produktif seperti Kecamatan Cepu—yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, juga kerap jadi prioritas kami.
Tentu saja kami tak muluk-muluk dalam menawarkan sesuatu ke pembaca. Tapi, bagi kami, Damarinfo.com, adalah sebuah media yang lahir karena pelbagai kesamaan dan keberagaman. Punya cita-cita, konsep dan tentu saja visi. Visi bagaimana seorang jurnalis itu menjalankan profesinya sesuai kaidah yang disepakati para tokoh pendahulu.
Kami berusaha mengkomparasi dari pelbagai ilmu jurnalistik yang ideal sesuai perkembangan zaman. Bagaimana sebaiknya media online itu hadir, bertahan dan jadi rujukan. Bagaimana, media online itu, bisa jadi semacam media alternatif, yang bisa memadukan dari dari media cetak, foto, radio dan televisi. Tentu saja kami, juga harus menjalankan fungsi akan media ini. Yaitu memberikan pendidikan, pencerahan, juga evaluasi atas pemerintahan, masyarakat dan lingkungan. Juga menjadi semacam penyambung aspirasi, masyarakat kepada pemangku kepentingan.
Kami juga mengeja detail sejumlah dasar, panduan juga teori-teori tentang jurnalistik dahulu dan kekinian. Seperti sembilan prinsip yang dirumuskan seorang jurnalis tersohor bernama Bill Kovach.Yaitu, memberitakan kebenaran, loyal terhadap masyarakat, disiplin verifikasi, memiliki indepensi dari narasumber. Kemudian, menjadi pengawasan terhadap kekuasaan, menyediakan ruang kritik dan komentar publik. Juga membuat yang penting jadi menarik. Proporsional dalam berita dan terakhir, jurnalis harus mendengarkan suara hati.
Apa yang dirumuskan para tokoh jurnalis, adalah tugas kami bersama, atau yang menekuni profesi ini. Yaitu tetap menjaga marwah dan disiplin mengoreksi diri. Soal ini, kita bisa ambil contoh seorang jurnalis dan budayawan Mochtar Loebis. Seorang yang dikenal kuat memegang prinsip dalam menjalankan profesinya.
Tentu kita mesti mencontoh atau setidaknya belajar atas keteladanannya.
Sujatmiko