Damarinfo.com – Gelombang I pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia tahun 1446 H/2025 telah dimulai sejak 2 Mei 2025 . Secara nasional, berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) , terdapat 525 kelompok terbang (kloter) dengan total 203.320 calon jemaah . Di Jawa Timur , jumlah calon jemaah mencapai 35.168 yang terbagi dalam 93 kloter . Kabupaten Bojonegoro, misalnya, mengirimkan 5 kloter (63–68), dengan pemberangkatan gelombang kedua pada 19–20 Mei 2025 .
Kota Surabaya Mendominasi
Pada 2025 , Kota Surabaya kembali menjadi wilayah dengan jumlah calon jemaah haji terbanyak di Jawa Timur: 2.714 orang , diikuti Sidoarjo (2.449) dan Jember (2.186) . Data ini mencerminkan tren pemulihan pasca-pandemi yang signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan puncak pra-pandemi (2019: 35.667 jemaah ), angka 2025 masih sedikit lebih rendah. Proyeksi penurunan ini bisa jadi dipengaruhi kebijakan kuota baru atau kenaikan biaya haji yang membatasi akses masyarakat.
Tren Historis: Dampak Pandemi dan Pemulihan
Sebelum pandemi, jumlah calon jamaah Jawa Timur stabil di atas 35.000 tiap tahun (2018: 35.286 ; 2019: 35.667 ). Namun, pada 2020–2021 , pemberangkatan ditiadakan total, dan tahun 2022 hanya diizinkan untuk 16.086 jemaah sebagai langkah hati-hati pasca-pandemi. Pemulihan terjadi cepat pada 2023–2024 , dengan angka melonjak ke rekor tertinggi 36.980 jemaah pada 2024 . Lonjakan ini menunjukkan permintaan tertahan yang tinggi, terutama dari daerah seperti Jember dan Gresik yang rebound tajam pasca-2022.
Disparitas Antar Daerah: Kota Besar vs Pedesaan
Data menunjukkan ketimpangan antar wilayah. Kota besar seperti Surabaya dan Malang memiliki daya beli lebih tinggi, sehingga partisipasi jemaah lebih stabil. Sebaliknya, daerah pedesaan seperti Pacitan (hanya 219 calon jemaah 2025 ) atau Sumenep (994 ) masih tertinggal, diduga akibat akses informasi, infrastruktur, dan ekonomi yang terbatas.
Masa Tunggu Panjang: 34 Tahun di Jawa Timur
Menurut Siskohat , masa tunggu (waiting list ) di Jawa Timur mencapai 34 tahun , lebih baik daripada rata-rata nasional (48 tahun ). Dengan 5,6 juta calon jemaah terdaftar , termasuk 649.300 lansia , tantangan utama adalah memastikan distribusi kuota yang adil dan akses bagi masyarakat kurang mampu.
Analisis Singkat Tahun 2025
Angka 2025 (35.168 ) disajikan sebagai proyeksi, bukan data aktual. Penurunan dari 2024 kemungkinan dipengaruhi kebijakan baru , seperti penyesuaian kuota atau prioritas bagi jemaah lansia. Namun, karena data ini belum final, analisis mendalam terbatas. Fokus utama tetap pada pemulihan pasca-pandemi (2022–2024 ), yang menjadi periode kritis dengan lonjakan permintaan.
Menuju Keseimbangan: Rekomendasi untuk Pemangku Kebijakan
- Edukasi dan Subsidi: Tingkatkan sosialisasi di daerah pedesaan dan buat program cicilan atau bantuan untuk meringankan biaya haji.
- Kuota Dinamis: Evaluasi alokasi kuota berdasarkan kebutuhan dan partisipasi historis setiap wilayah.
- Infrastruktur Digital: Perluas akses registrasi online dan layanan bantuan teknis untuk memudahkan proses pendaftaran.
Dengan strategi ini, Jawa Timur dapat mempertahankan momentum pemulihan sambil mengurangi disparitas antar daerah. Meski masa tunggu masih panjang, langkah inklusif akan memastikan haji tak hanya menjadi mimpi bagi sebagian orang.
Jadwal pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Embarkasi Surabaya Tahun 1446 H/2025 M dapat diunduh disini
penulis : Syafik
Sumber data : Siskohat, Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur