Perjanjian Hudaibiyah – Kesabaran yang Berbuah Kemenangan

oleh 63 Dilihat
oleh
(ilustras. by Canva Pro)

Damarinfo.com – Keinginan Rasulullah untuk Umrah. Pada tahun ke-6 Hijriyah, Rasulullah ﷺ bermimpi bahwa beliau dan para sahabat akan memasuki Makkah untuk menunaikan ibadah umrah. Mimpi para nabi adalah wahyu, sehingga Rasulullah ﷺ langsung mengajak kaum Muslimin untuk berangkat. Dengan sekitar 1.400 sahabat, mereka mengenakan pakaian ihram sebagai tanda bahwa kedatangan mereka bukan untuk berperang, tetapi semata-mata untuk beribadah.

Namun, ketika mendengar kedatangan Rasulullah, kaum Quraisy menolak memberikan izin. Mereka bahkan mengirim pasukan untuk menghalangi kaum Muslimin memasuki Makkah. Rasulullah pun memutuskan untuk berkemah di Hudaibiyah, sekitar 20 km dari Makkah, dan mengutus Utsman bin Affan untuk bernegosiasi dengan Quraisy, sebagaimana disebutkan dalam “Sirah Ibnu Hisyam”.

Ketegangan dan Ujian Kesabaran

Ketika Utsman tidak segera kembali, tersiar kabar bahwa ia dibunuh oleh Quraisy. Mendengar ini, Rasulullah ﷺ dan para sahabat membaiat di bawah pohon untuk siap bertempur membela Islam. Peristiwa ini dikenal sebagai Baiat Ridhwan, yang disebutkan dalam Surah Al-Fath: 18. Namun, ternyata berita kematian Utsman tidak benar.

Tak lama setelah itu, Quraisy mengutus Suhail bin Amr untuk berunding dengan Rasulullah. Setelah negosiasi panjang, akhirnya disepakati Perjanjian Hudaibiyah, yang berisi beberapa poin utama:

  1. Kaum Muslimin tidak boleh umrah tahun ini, tetapi boleh kembali tahun depan.
  2. Gencatan senjata selama 10 tahun antara kaum Muslimin dan Quraisy.
  3. Siapa pun yang ingin bergabung dengan kaum Muslimin atau Quraisy bebas memilih.
  4. Jika ada orang Quraisy yang masuk Islam dan pergi ke Madinah, ia harus dikembalikan ke Makkah. Sebaliknya, jika ada orang Muslim yang murtad dan kembali ke Quraisy, ia tidak perlu dikembalikan.
Baca Juga :   Inilah Para Sahabat Rasulullah yang Merapikan Al Quran

Beberapa sahabat, seperti Umar bin Khattab, merasa perjanjian ini berat sebelah dan menguntungkan Quraisy. Namun, Rasulullah ﷺ dengan penuh ketenangan berkata, “Aku adalah utusan Allah, dan Dia tidak akan menyia-nyiakan aku.”

Hikmah di Balik Perjanjian Hudaibiyah

Meskipun tampak merugikan, Perjanjian Hudaibiyah justru menjadi kemenangan besar bagi Islam. Dalam dua tahun setelah perjanjian ini, jumlah orang yang masuk Islam lebih banyak dibandingkan dalam 19 tahun sebelumnya!

Baca Juga :   Hijrah ke Madinah – Perjalanan Bersejarah dan Strategi Rasulullah

Seperti dijelaskan dalam “Ar-Rahiq Al-Makhtum”, perjanjian ini membuka jalan bagi:

  1. Kedamaian yang memungkinkan Islam menyebar lebih luas.
  2. Kesempatan kaum Quraisy melihat keindahan Islam tanpa tekanan perang.
  3. Penguatan posisi kaum Muslimin di jazirah Arab.

Kemenangan dalam Kesabaran

Dua tahun setelah perjanjian ini, Quraisy melanggar kesepakatan dengan menyerang sekutu kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ pun memimpin 10.000 pasukan untuk menaklukkan Makkah tanpa pertumpahan darah, yang dikenal sebagai Fathu Makkah.

Allah berfirman dalam Surah Al-Fath: 1:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (QS. Al-Fath: 1)

Perjanjian Hudaibiyah mengajarkan bahwa kesabaran dalam menghadapi ujian adalah kunci menuju kemenangan besar. Apa yang tampak sebagai kekalahan, bisa jadi strategi ilahi menuju kejayaan Islam.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *