PEPC Maksimalkan Kinerja untuk Raih Target On-Stream Tahun 2021

oleh
Foto dan desain grafis./dok.PEPC

Bojonegoro- Kerja keras dan mengejar target. Itulah yang kini tengah dilakukan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dalam mengerjakan setiap proyek minyak dan gas buminya.

Sukses itu bisa dilihat dari kegiatan Tajak Sumur atau Spud In pada 9 Oktober 2019 lalu, dimana PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melaksanakan pemboran tapak sumurnya. Dimulai dengan pemboran pada tapak sumur JAM-3 berlokasi di Lapangan Gas Jambaran East, secara bertahap dan melaksanakan sumur lainnya. Seperti JAM-5, JAM-6 dan JAM-7 di Lapangan Gas Jambaran Central.

Perkembangan yang pesat untuk sesi pengeboran antara lain, sosialisasi operasi pengeboran yang diadakan September 2019 lalu. Bersamaan kegiatan pengeboran itu sendiri dimulai dengan pengeboran JAM-3, juga mengoptimalkan sumur JAM-4 atau re-entry existing well. Saat ini perkembangan operasi pengeboran telah menyelesaikan trayek lubang 12-1/4” di sumur JAM-3 dan JAM-5 di Jambaran East.

Sementara JAM-8 masih melakukan pengeboran. Tahap berikutnya adalah mengerjakan Sumur JAM-6 dan Sumur JAM-7 yang berada di Jambaran Central. “Kami akan memulai lagi pengeboran 2 (dua) sumur tersebut pada tahun depan,” ujar Direktur Utama PEPC, Jamsaton Nababan,

Pengerjaan proyek JTB kini telah mencapai 46,80 persen per Desember 2019 lalu atau lebih cepat dari target sebesar 46.62 persen. Selama proses pengerjaan tersebut, PEPC saat ini mencapai 6.762.013 jam kerja selamat sejak awal 2019. Sesuai dengan slogan perusahaan HSSE, spirit to zero, zero accident. “Kami bekerja selamat,” tegas Jamsaton.

PEPC yang bekerjasama dengan Pertamina Drilling Services beserta sub-kontraktornya mengawali pekerjaan operasi pengeboran ini dari bulan Juli hingga September 2019 dengan mengusung rig dari Kabupaten Blora. Dalam kegiatan mobilisasi peralatan berat ini, PEPC bekerjasama dengan Kepolisian Sektor setempat untuk mengawal perjalanannya.

Baca Juga :   Pertamina EP Cepu Berbagi di Bulan Suci Ramadan

Sementara itu perkembangan terakhir adalah, telah diselesaikannya sebagian dari mobilisasi alat berat untuk mendukung pekerjaan fasilitasi produksi gas yang berada di wilayah Bandungrejo. Pekerjaan pembangunan EPC Gas Processing Facility ini, berhasil memindahkan alat absorber 2 dan selexol dengan menggunakan kendaraan multiaxle-1 pada awal Desember lalu.

Kontraktor EPC GPF, Rekayasa Industri – Japan Gas Corporation – Japan Gas Indonesia (RJJ) melakukan koordinasi intens dengan dinas terkait dan juga aparat pengamanan. Di antaranya adalah Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN), Kepolisian Resort Gresik, Lamongan dan Bojonegoro. Ini karena kendaraan pengangkutan super berat ini akan melintasi 3 (tiga) kabupaten tersebut.

Terdapat lima jembatan di Bojonegoro yang dilewati oleh kendaraan ini. Antara lain Jembatan Semar Mendem di Desa Trojalu, Baureno, Jembatan Besuki Kulon di Balen, Jembatan Pacal, di Kapas, Jembatan Jetak di Bojonegoro dan Jembatan Kalitidu, di Kecamatan Kalitidu Bojonegoro. Sebelumnya, kelima jembatan ini sudah diperkuat terlebih dahulu oleh Konsorsium RJJ.

Langkah berikutnya di akhir tahun 2019, PEPC akan tetap menjalankan komitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek JTB sehingga on-stream tepat waktu pada 2021. “Kami berpegang teguh pada visi kami, “We Change, Move On, Get Better”, untuk menjadi World Class Company dengan membawa Proyek Strategis Nasional ini selesai on-time,” Ujar Jamsaton Nababan.

Dalam proyek JTB, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menyiapkan investasi senilai US$591 juta untuk melanjutkan pengerjaan proyek Unitisasi Lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) pada 2020. Anggaran ini akan digunakan untuk Gas Processing Facility (GPF), drilling dan land acquisition.

Baca Juga :   Tahun Ajaran Baru, Blora Terapkan Tatap Muka Terbatas

Sedangkan nilai investasi pada 2020 tercatat naik 78,55% dibandingkan dengan investasi tahun ini senilai US$331 juta. Anggaran tersebut akan digunakan untuk melanjutkan pengerjaan proyek dengan merampungkan pengeboran sumur dan pembangunan fasilitas pemrosesan gas.
“Proyek JTB didukung oleh pendanaan oleh 12 bank yang memberikan pinjaman. Empat bank diantaranya datang dari dalam negeri, sementara sisanya luar negeri,” terang Jamsaton.

Jamsaton menyatakan, pekerjaan rumah PEPC masih banyak antara lain, menyelesaikan pengiriman peralatan kendaraan berat tahap berikutnya, pengeboran sumur, pembangunan fasilitas untuk produksi, perijinan untuk beberapa fasilitas hingga ke pengembangan kapasitas masyarakat.
“Kami bersyukur bekerjasama dengan mitra kerja kami yang kompeten di bidangnya, ini merupakan sebuah kolaborasi yang harmonis antara kami. Kami bersungguh-sungguh dalam menjalankan proyek ini sesuai mandate dari Pemerintah Indonesia.” tegas Jamsaton.

Proyek Jambaran – Tiung Biru memberikan nilai penting dan manfaat sedari masa konstruksi, dengan memasukkan unsur penyerapan tenaga kerja. Dalam proyek ini, terdapat lebih dari 2.000 pekerja terlibat, dengan komposisi 70 persen tenaga kerja lokal dan 30 persen nonlokal, yang terbagi dalam tiga kategori skilled, semiskilled, dan unskilled.

Dengan kapasitas produksi gas 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF) yang dialirkan melalui pipa gas Gresik-Semarang, proyek JTB akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) dalam mengatasi defisit pasokan bagi setidaknya 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tentu saja termasuk industri tekstil, ban, baja, keramik, serta makanan dan minuman.(adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *