Menetas Harapan dari Kolam Lele dan Ayam Petelur: Strategi Baru Bojonegoro Mengurai Kemiskinan

oleh 74 Dilihat
oleh
(Linglasiana Penerima Manfaat Program Gayatri Pemkab Bojonegoro)

damarinfo.com – Di sudut-sudut desa Bojonegoro, kini bukan hanya suara burung pagi dan deru angin yang jadi penanda kehidupan. Ada bunyi riak air dari kolam buis beton dan suara riuh ayam petelur di pekarangan warga. Bunyi-bunyi kecil ini sejatinya adalah gema dari ikhtiar besar: mengurai kemiskinan dari akar terdalamnya, rumah tangga miskin itu sendiri.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tampaknya tidak lagi percaya bahwa angka kemiskinan bisa dilawan hanya dengan rapat, data, atau bantuan tunai sesaat. Maka, mereka turun ke bumi, menyusun langkah nyata.

Dua program unggulan lahir: KOLEGA (Kolam Lele Keluarga) dan GAYATRI (Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri). Keduanya menyasar warga miskin yang telah terpetakan dalam DamisdaData Mandiri Kemiskinan Daerah, semacam peta rawan yang kini dijadikan kompas pembangunan.

KOLEGA: Menyemai Harapan di Kolam Lele

Di tengah tantangan hidup, keluarga-keluarga miskin diberi kesempatan menanam harapan dalam air. Program KOLEGA menghadirkan kolam buis beton yang menjadi ladang protein dan tambahan ekonomi.

Program KOLEGA ini bukan hanya soal ikan lele, tapi tentang kemandirian,” ujar M. Cholilur Rohman, Kepala Bidang Perikanan Disnakkan Bojonegoro.

Tak sembarang orang bisa ikut. Ada syaratnya: masih produktif, punya lahan cukup, dan tentu niat yang kuat untuk berbudidaya lele hingga panen.

Baca Juga :   Berharap Angka Kemiskinan “Pecah Telur” dari Beternak Ayam Petelur

Pada 2025, ada 30 keluarga di lima kecamatan yang lolos kurasi ini. Mereka diberi 2 kolam beton, 600 ekor benih lele, 90 kg pakan, probiotik, hingga seser, lengkap dengan bimbingan teknis dari penyuluh perikanan.

Model ini sengaja ditempatkan di dekat IPAH (Instalasi Pemanenan Air Hujan)—sebuah sinergi antarprogram yang memperkuat satu sama lain. Jika dikelola serius, kolam-kolam ini tak hanya memotong biaya dapur, tapi juga bisa menjadi sumber pendapatan baru.

GAYATRI: Dari Pekarangan Menjadi Pilar Ekonomi

Sementara itu, di sisi lain Bojonegoro, program GAYATRI menyebar seperti benih di musim tanam. Bedanya, benih ini berupa ayam—54 ekor ayam petelur siap panen yang diserahkan per keluarga penerima manfaat.

Program ini tidak sekadar memberi ayam dan kandang. Ia hadir lengkap sebagai ekosistem pemberdayaan: pelatihan manajemen kandang, kesehatan ternak, nutrisi, hingga pengolahan produk telur jadi makanan bernilai jual.

GAYATRI bukan cuma bantuan, tapi sekolah kecil untuk mandiri,” ungkap Amir Syahid, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro.

Tak main-main, pelatihan ini digelar dengan kurikulum empat pilar, dan ditutup dengan pemberian paket usaha lengkap: kandang, pakan, vitamin, serta obat-obatan.

Baca Juga :   Bupati Bojonegoro Terima Penghargaan atas Upaya Menjaga Ketahanan Pangan dan Menekan Kemiskinan

Di Ngambon, 40 keluarga menerima total 2.160 ekor ayam dan 16 ton pakan. Bahkan, ada garansi: ayam yang sakit atau mati dalam tiga hari akan diganti. Ini bukan sekadar proyek, tapi bentuk tanggung jawab dan kepercayaan pemerintah kepada warganya.

Bukan Sekadar Bantuan, Tapi Investasi Sosial

Hanes Joko Lelono, salah satu penerima di Desa Sengon, mengaku gembira. “Semoga bisa berkembang terus,” ujarnya.

Linglasiana, ibu rumah tangga lainnya, menyebut akan memasak sebagian telur dan menjual sisanya. Inilah bentuk usaha mikro berbasis rumah tangga—tumbuh perlahan, tapi mengakar.

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah tampak sadar bahwa kemiskinan tak bisa dihapus dengan mimpi besar, melainkan dengan tindakan kecil yang konsisten. Maka ia dorong GAYATRI dan KOLEGA menjangkau semua 28 kecamatan.

Jika masing-masing keluarga bisa bertahan dan berkembang, maka angka kemiskinan yang selama ini menjadi bayangan muram, bisa perlahan dikikis dari dapur-dapur rakyat itu sendiri.

Di balik kolam dan kandang, Pemkab Bojonegoro sedang menulis cerita baru: tentang rakyat yang tidak hanya diberi ikan, tapi juga kail—lengkap dengan peta, umpan, dan pelatihan memancingnya.

Editor : Syafik

Sumber : bojonegorokab.go.id