Pendidikan Madrasah vs Sekolah Umum di Bojonegoro: Membaca Dinamika Guru dan Siswa 2025

oleh 192 Dilihat
oleh
(Ilustrasi by grok.com)

damarinfo.com – Di Bojonegoro, Jawa Timur, pendidikan adalah mozaik yang kaya akan cerita. MadrasahMadrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA)—berdiri berdampingan dengan sekolah umum seperti SD, SMP, SMA, dan SMK, masing-masing membawa warna unik dalam lanskap pendidikan.

Data terbaru dari Dapo Dikdasmen untuk semester genap 2024/2025, dikombinasikan dengan data madrasah yang di olah dari laman emis Kementerian Agama Republik Indonesia  “Data Siswa dan Guru Madrasah MI MTs dan MA Jawa Timur Semester Gasal TA 2024/2025”, mengungkap dinamika menarik: dari rasio guru-siswa yang menentukan beban mengajar hingga dominasi gender yang mencerminkan tren sosial. Mari kita menyelami kisah di balik angka-angka ini, membandingkan madrasah dan sekolah umum di Bojonegoro, dengan sorotan khusus pada guru dan siswa.

Lanskap Pendidikan Jawa Timur: Madrasah dalam Angka

Di Jawa Timur, madrasah memainkan peran besar dalam pendidikan berbasis agama Islam. Total siswa madrasah mencapai 2.000.257 jiwa, dengan rincian:

  • MI: 1.048.048 siswa (538.093 pria, 509.955 wanita), didukung 94.076 guru (rasio 1:11,14).
  • MTs: 602.369 siswa (302.903 pria, 299.466 wanita), dengan 60.198 guru (rasio 1:10,01).
  • MA: 349.840 siswa (153.918 pria, 195.922 wanita), bersama 35.306 guru (rasio 1:9,91).

Rasio siswa per guru di madrasah tergolong ideal, terutama di MA, di mana satu guru rata-rata mengampu 10 siswa. MI memiliki rasio tertinggi (11,14), kemungkinan karena jumlah siswa yang sangat besar. Gender siswa menunjukkan keseimbangan di MI (rasio pria:wanita 1,06:1) dan MTs (1,01:1), tetapi MA didominasi siswa wanita (0,79:1, wanita 27% lebih banyak). Guru wanita juga mendominasi, terutama di MI (rasio laki-laki:wanita 0,76:1), dengan 53.542 guru wanita berbanding 40.534 pria.

Kabupaten/kota seperti Malang memimpin dengan siswa MI terbanyak (69.686), Jombang di MA (25.716), sementara Kota Mojokerto konsisten memiliki siswa dan guru paling sedikit (misalnya, 379 siswa MTs, 91 guru MA).

Baca Juga :   Pihak Kemenag Pastikan Tidak Ada Pemotongan BOS untuk Madrasah

Bojonegoro: Madrasah vs Sekolah Umum

Di Bojonegoro, pendidikan madrasah dan sekolah umum mencerminkan tantangan dan potensi yang berbeda. Total siswa madrasah mencapai 67.661, dengan 6.409 guru, menghasilkan rasio keseluruhan 1:10,56. Sementara itu, sekolah umum memiliki 190.640 siswa dan 11.923 guru, dengan rasio keseluruhan 1:15,98. Perbandingan ini menunjukkan bahwa madrasah memiliki beban guru yang lebih ringan dibandingkan sekolah umum, tetapi rasio madrasah di Bojonegoro lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur (9,91–11,14).

Tabel Perbandingan Madrasah vs Sekolah Umum di Bojonegoro

Berikut adalah tabel yang merangkum jumlah siswa, jumlah guru, rasio siswa:guru, dan komposisi gender untuk madrasah (MI, MTs, MA) dan sekolah umum (SD, SMP, SMA, SMK) di Bojonegoro:

Jenjang Total Siswa Siswa Pria Siswa Wanita Rasio Pria:Wanita Total Guru Guru Pria Guru Wanita Rasio Pria:Wanita Rasio Siswa:Guru
MI 34.144 17.564 16.580 1,06:1 3.113 1.317 1.796 0,73:1 1:10,97
SD 66.479 34.366 32.113 1,07:1 5.457 1.734 3.723 0,47:1 1:12,18
MTs 21.403 10.659 10.744 0,99:1 2.122 1.116 1.006 1,11:1 1:10,09
SMP 32.181 16.923 15.258 1,11:1 1.849 761 1.088 0,70:1 1:17,40
MA 12.114 5.167 6.947 0,74:1 1.174 637 537 1,19:1 1:10,32
SMA 17.660 7.640 10.020 0,76:1 1.075 422 653 0,65:1 1:16,43
SMK 23.313 14.321 8.992 1,59:1 1.485 696 789 0,88:1 1:15,70
Total Madrasah 67.661 33.390 34.271 0,97:1 6.409 3.070 3.339 0,92:1 1:10,56
Total Sekolah Umum 190.640 95.594 95.046 1,01:1 11.923 3.680 8.243 0,45:1 1:15,98

Bojonegoro: Madrasah vs Sekolah Umum

Perbandingan per Jenjang

  • MI vs SD: MI memiliki rasio lebih baik (10,97 vs 12,18), tetapi jumlah siswa SD hampir dua kali lipat, menunjukkan preferensi masyarakat terhadap sekolah umum untuk pendidikan dasar. Keduanya memiliki keseimbangan gender siswa yang serupa, tetapi SD memiliki dominasi guru wanita yang lebih kuat.
  • MTs vs SMP: MTs jauh lebih unggul dalam rasio guru-siswa (10,09 vs 17,40), menunjukkan guru SMP menghadapi beban besar. Gender siswa hampir seimbang, tetapi MTs unik dengan guru pria yang lebih banyak.
  • MA vs SMA/SMK: MA memiliki rasio terbaik (10,32 vs 16,43 untuk SMA, 15,70 untuk SMK). MA dan SMA didominasi siswa wanita, sementara SMK didominasi pria. MA juga memiliki lebih banyak guru pria, berbeda dengan SMA dan SMK yang didominasi guru wanita.
Baca Juga :   Persatuan Guru NU Desak Kemenag segera Cairkan BOS Madrasah

Refleksi: Tantangan dan Harapan

Madrasah di Bojonegoro menawarkan rasio guru-siswa yang lebih baik dibandingkan sekolah umum, terutama di MTs (10,09) dan MA (10,32), memberikan perhatian lebih kepada siswa. Namun, rasio madrasah di Bojonegoro lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur, menunjukkan beban guru yang lebih berat secara lokal. Sekolah umum, terutama SMP, menghadapi krisis rasio yang signifikan, dengan Dander, Kasiman, dan Purwosari sebagai titik krisis.

Dominasi gender menarik. Siswa wanita mendominasi MA (0,74:1), lebih kuat dibandingkan Jawa Timur (0,79:1), mencerminkan minat kuat terhadap pendidikan madrasah tingkat atas bagi perempuan. Guru pria yang unggul di MTs dan MA adalah keunikan lokal, berbeda dari sekolah umum yang didominasi guru wanita.

Pendidikan adalah jantung Bojonegoro, dan madrasah adalah denyut nadi yang tak terpisahkan dari identitasnya. Siswa madrasah—dari MI hingga MA—adalah anak-anak Bojonegoro yang berhak atas pendidikan berkualitas, sama seperti rekan mereka di sekolah umum.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk memastikan bahwa setiap anak, tanpa memandang jenis sekolah, mendapat perhatian dan kesempatan yang setara. Jangan biarkan batas administratif menghalangi keadilan pendidikan. Sekarang adalah waktu untuk bertindak—nyalakan api pendidikan yang adil dan merata untuk Bumi Angling Dharma

 Agar terwujud Bojonegoro Bahagia, Makmur dan Membanggakan.

Penulis : Syafik

Sumber data : Emis Kementerian Agama Republik Indonesia