damarinfo.com – Pendidikan di Bojonegoro ibarat sebuah perjalanan panjang—ada fondasi yang kokoh di awal, namun ada juga rintangan yang harus dihadapi di tengah jalan. Berdasarkan data dari Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada 2024, tren partisipasi sekolah di Bojonegoro menunjukkan kemajuan signifikan di tingkat SD dan SMA, tetapi tantangan besar masih terlihat di SMP dan perguruan tinggi. Mari kita telusuri perjalanan ini lebih dekat.
SD: Awal yang Kokoh
Di tingkat SD, Bojonegoro menunjukkan performa luar biasa. Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk anak usia 7-12 tahun mencapai 99,56% pada 2024 , turun sedikit dari 99,77% pada 2023 (BPS Jawa Timur, 2024). Peringkat Bojonegoro meloncat dari posisi 16 di 2023 menjadi peringkat 10 di 2024 , melampaui rata-rata provinsi Jawa Timur yang hanya 99,34% .
Untuk Angka Partisipasi Murni (APM), Bojonegoro juga unggul dengan kenaikan dari peringkat 8 menjadi peringkat 3 , jauh di atas rata-rata provinsi yang sebesar 98,81% . Dengan fondasi sekuat ini, pendidikan dasar di Bojonegoro layak disebut sebagai “pondasi emas” bagi masa depan anak-anak.

SMP: Langkah yang Mulai Tersandung
Namun, saat tiba di jenjang SMP, perjalanan mulai menemui hambatan. APS untuk anak usia 13-15 tahun turun dari 99,37% pada 2023 menjadi 98,19% pada 2024 (BPS Jawa Timur, 2024). Peringkat Bojonegoro juga melorot dari posisi 2 menjadi peringkat 22 , lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi Jawa Timur yang sebesar 97,68% .
Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMP stagnan di kisaran 83-85% dalam lima tahun terakhir, dengan angka terbaru sebesar 84,64% pada 2024 . Data ini menunjukkan bahwa sekitar 15% anak usia SMP tidak melanjutkan pendidikan atau tertunda masuk sekolah . Seperti langkah yang tersandung batu kecil, transisi dari SD ke SMP masih menjadi tantangan yang harus diatasi.
SMA: Cahaya di Ujung Terowongan
Berbeda dengan SMP, jenjang SMA menunjukkan harapan baru. APS untuk anak usia 16-18 tahun naik dari 80,55% pada 2019 menjadi 85,5% pada 2024 (BPS Jawa Timur, 2024). Peringkat Bojonegoro juga membaik dari posisi 11 menjadi peringkat 10 , lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi Jawa Timur yang sebesar 76,44% .
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA juga mengalami lonjakan signifikan, dari 64,57% pada 2022 menjadi 72,41% pada 2024 , dengan peringkat naik dari 22 menjadi peringkat 11 , melampaui rata-rata provinsi yang sebesar 64,77% . Meskipun belum ideal, peningkatan ini seperti sinar matahari yang menembus awan gelap, memberikan harapan baru bagi pendidikan menengah di Bojonegoro.

Perguruan Tinggi: Jalan yang Masih Terjal
Sayangnya, akses ke perguruan tinggi masih menjadi tantangan besar. Hanya 5,99% lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi pada 2024 , turun dari 7,31% pada 2022 (BPS Jawa Timur, 2024). Peringkat Bojonegoro anjlok dari posisi 24 menjadi peringkat 30 , jauh di bawah rata-rata provinsi Jawa Timur yang sebesar 8,66% .
Meskipun rata-rata lama sekolah meningkat dari 7,78 tahun pada 2019 menjadi 8,1 tahun pada 2024 , angka ini masih di bawah rata-rata provinsi yang sebesar 8,69 tahun . Akses ke perguruan tinggi di Bojonegoro ibarat gunungan yang sulit didaki, membutuhkan upaya ekstra untuk mencapai puncaknya.
Melek Huruf: Stabil, tapi Ada Retakan Kecil
Angka melek huruf di Bojonegoro relatif stabil, meskipun ada penurunan tipis. Pada 2024, 92,87% penduduk usia 15 tahun ke atas dapat membaca dan menulis , turun dari angka sebelumnya (BPS Jawa Timur, 2024). Peringkat Bojonegoro juga turun dari posisi 26 menjadi peringkat 29 , lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi Jawa Timur yang sebesar 94,55% . Masih ada sekitar 7% penduduk yang belum melek huruf , mayoritas berasal dari generasi yang lebih tua. Ini seperti retakan kecil di tembok yang kokoh, yang perlu diperbaiki agar tidak semakin lebar.
Bojonegoro memiliki fondasi pendidikan yang kuat di tingkat SD, cahaya harapan di SMA, dan peningkatan di jenjang SMP. Namun, transisi dari SMP ke SMA, akses ke perguruan tinggi, serta angka melek huruf masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Seperti sebuah perjalanan panjang, Bojonegoro telah melangkah jauh, tetapi masih ada jalan terjal yang harus dilalui untuk mencapai tujuan akhir: pendidikan yang merata dan berkualitas bagi semua.
Penulis : Syafik
Sumber data : Buku “Statistik Pendidikan Jawa Timur” tahun 2019 – 2024, BPS Jawa Timur.
(Analisa data dan Naskah diedit dengan bantuan AI)