Pembangunan Pabrik Etanol dan Metanol Di Bojonegoro Antara Harapan dan Kekhawatiran

oleh -
oleh
Angga Eka Firmansyah, Mahasiswa Institut Attanwir Bojonegoro

Damarinfo.com – Rencana pemerintah membangun pabrik etanol dan metanol di Bojonegoro dengan anggaran yang cukup fantastis yaitu senilai Rp19 triliun tentu menjadi sorotan banyak pihak, termasuk mahasiswa. Langkah ini terlihat menjanjikan untuk mengurangi impor bahan bakar dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Namun, di sisi lain ada banyak persoalan yang perlu dijawab, terutama terkait dampak lingkungan dan sosialnya.

Pemerintah harus benar-benar serius dalam memastikan bahwa pembangunan ini membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat, bukan hanya keuntungan bagi pihak tertentu. Jika lahan warga digunakan untuk proyek ini, pastikan mereka diberi kompensasi yang adil. Selain itu, pengelolaan limbah pabrik juga harus diprioritaskan agar tidak mencemari lingkungan.

Dengan adanya program percepatan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor bahan bakar kami melihat ini sebagai langkah maju yang patut diapresiasi. Indonesia butuh mandiri dalam bidang energi, dan pembangunan pabrik seperti ini bisa menjadi solusi. Apalagi, penggunaan bahan bakar berbasis etanol dan metanol dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Namun, kita tidak boleh menutup mata terhadap risiko yang mungkin muncul.

Proses produksi dari Proyek sebesar ini pasti akan berdampak besar pada lingkungan sekitar, seperti pencemaran tanah, air, dan udara. Limbah produksi pabrik, kalau tidak dikelola dengan baik, bisa merugikan masyarakat setempat. Kami khawatir proyek ini malah membawa masalah baru, seperti menurunnya kualitas hidup warga akibat polusi.

Baca Juga :   DPRD Minta Bupati Bojonegoro Evaluasi Izin Batching Plant di Sukowati

Upaya pemerintah cukup bagus karena bisa memproduksi bahan bakar sendiri dan menggunakan energi yang terbarukan. Adanya pabrik tersebut juga bisa menjadi hal yang positif bagi masyarakat seperti terciptanya lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Untuk memastikan bahwa proyek ini memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Bojonegoro, transparansi dan partisipasi publik sangat penting. Masyarakat setempat perlu diberi informasi yang jelas mengenai potensi manfaat dan risiko dari pembangunan pabrik tersebut. Pemerintah harus membuka ruang dialog yang luas dengan masyarakat dan mahasiswa, serta pihak-pihak terkait lainnya, agar semua pihak dapat memberikan masukan dan kritik yang konstruktif.

 

Sebagai generasi muda, menyadari bahwa pembangunan ekonomi sangat penting, namun hal itu tidak boleh mengorbankan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kami berharap agar pemerintah memastikan bahwa segala dampak dari pembangunan pabrik ini dapat dikelola dengan baik. Jika ternyata proyek ini lebih banyak membawa kerugian daripada manfaat, maka masyarakat, terutama mahasiswa, berhak untuk menyuarakan penolakan. Masyarakat Bojonegoro harus dapat merasakan manfaat dari proyek ini tanpa harus menghadapi kerugian yang lebih besar.

Baca Juga :   Kompol Achmad Fauzy Sespimmen Diganti Kapolsek Tegalsari Polrestabes Surabaya

Sangat penting untuk mengingatkan pemerintah agar lebih transparan soal dampak proyek ini. Masyarakat Bojonegoro harus tahu apa yang akan mereka hadapi, baik manfaat maupun resikonya. Kalau ternyata proyek ini lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, maka masyarakat dan mahasiswa punya hak untuk menyuarakan penolakan. Hal ini untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi tidak mengorbankan kesehatan lingkungan dan masyarakat setempat.

Pabrik ini memang punya potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal. Tapi semua itu harus seimbang dengan perlindungan terhadap lingkungan dan masyarakat. Sebagai generasi muda, kami percaya bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh mengorbankan masa depan bumi dan kehidupan manusia.

Apabila pembangunan pabrik yang ada tidak menjadikan dampak positif kepada masyarakat sekitar pemerintah harus bertanggung jawab atas itu, dan para mahasiswa bersama masyarakat pun tidak segan segan untuk melakukan sebuah gerakan untuk menangani hal tersebut.

 

Oleh : Angga Eka Firmansyah (Mahasiswa Institut Attanwir Bojonegoro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *