damarinfo.com – Bayangkan sebuah kabupaten di Jawa Timur, di mana tiga dari empat desa punya warga yang merantau ke luar negeri, mencari rezeki di negeri orang. Itulah Bojonegoro, tempat cerita tentang pekerja migran Indonesia (PMI) jadi bagian dari keseharian. Tapi, di balik angka-angka ini, ada kisah tentang harapan, tantangan, dan pilihan hidup yang patut kita simak.
Berdasarkan data Pendataan Potensi Desa (Podes) 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro (lihat laporan lengkap), dari 430 desa/kelurahan di Bojonegoro, sebanyak 328 desa (tepatnya 76,28%) punya warga yang bekerja sebagai pekerja migran. Data ini dikumpulkan lewat wawancara dengan perangkat desa, dengan pekerja migran didefinisikan sebagai warga yang bekerja di luar negeri minimal 6 bulan dalam setahun. Sisanya, 102 desa, tidak tercatat memiliki pekerja migran sama sekali.
Sumberejo, Balen, Kepohbaru: Rajanya Perantau
Beberapa kecamatan di Bojonegoro jadi pusatnya pekerja migran. Peringkat teratas ditempati Sumberejo, dengan 92,3% desanya punya warga yang merantau. Disusul Balen (91,3%) dan Kepohbaru (84%). Berikut datanya:
Kecamatan |
Total Desa |
Desa dengan PMI |
Persentase |
---|---|---|---|
Sumberjo |
26 | 24 | 92,3% |
Balen |
23 | 21 | 91,3% |
Kepohbaru |
25 | 21 | 84,0% |
Di desa-desa ini, merantau ke luar negeri bukan cuma pilihan, tapi sudah jadi pola hidup. Banyak keluarga menggantungkan harapan pada kiriman uang dari warga yang bekerja di Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Arab Saudi, atau negara Timur Tengah lainnya, terutama di sektor konstruksi, perkebunan, atau sebagai pekerja rumah tangga.
Kecamatan dengan Desa Full Perantau
Ada yang lebih mencengangkan: tujuh kecamatan di Bojonegoro punya 100% desa dengan pekerja migran. Artinya, setiap desa di wilayah ini punya warga yang merantau:
Kecamatan |
Total Desa |
Desa dengan PMI |
Persentase |
---|---|---|---|
Ngasem |
17 | 17 | 100% |
Sugihwaras |
17 | 17 | 100% |
Kedungadem |
23 | 23 | 100% |
Kedewan |
5 | 5 | 100% |
Bubulan |
5 | 5 | 100% |
Ngambon |
5 | 5 | 100% |
Tambakrejo |
18 | 18 | 100% |
Di kecamatan-kecamatan ini, migrasi tenaga kerja bukan lagi cerita langka, melainkan bagian dari ekosistem ekonomi lokal. Kiriman uang dari perantau jadi penopang penting bagi kehidupan desa.
Margomulyo: Oase Tanpa Perantau
Di sisi lain, ada Margomulyo, satu-satunya kecamatan di Bojonegoro yang nol pekerja migran. Dari 6 desa, tak satu pun tercatat punya warga yang bekerja di luar negeri. Wilayah lain seperti Sekar dan Padangan juga minim perantau:
Kecamatan |
Total Desa |
Desa dengan PMI |
Persentase |
---|---|---|---|
Margomulyo |
6 | 0 | 0% |
Sekar |
6 | 1 | 16,7% |
Padangan |
16 | 6 | 37,5% |
Apa rahasianya? Mungkin pertanian, usaha lokal, atau ketahanan ekonomi desa di Margomulyo cukup kuat, sehingga warga lebih memilih bertahan di kampung halaman.
Apa Artinya untuk Bojonegoro?
Data ini seperti cermin yang menunjukkan dua sisi koin:
-
Sisi Cerah: Kiriman uang dari pekerja migran menyokong perekonomian desa.
-
Sisi Tantangannya: Tingginya angka pekerja migran bisa jadi tanda bahwa peluang kerja lokal masih lemah. Banyak desa bergantung pada perantau karena sektor domestik seperti pertanian atau UMKM belum cukup berkembang.
Wilayah seperti Margomulyo bisa jadi inspirasi. Dengan nol pekerja migran, kecamatan ini menunjukkan bahwa ekonomi berbasis lokal mungkin saja jadi solusi, asalkan ada dukungan seperti pelatihan keterampilan, akses pasar, atau investasi infrastruktur.
Penutup: Merantau atau Bertahan?
Bojonegoro adalah gambaran nyata dari dinamika migrasi di pedesaan. Ada desa yang ramai dengan kisah perantau, ada pula yang setia dengan akar lokal. Data Podes 2024 mengingatkan kita bahwa kemajuan bukan cuma soal merantau ke luar negeri, dan bertahan di desa bukan berarti tertinggal. Yang terpenting adalah pilihan, perlindungan, dan kesempatan yang adil—baik untuk yang pergi maupun yang tinggal.
Penulis : Syafik
Sumber data : Statistik Potensi Desa Tahun 2024, BPS Bojonegoro (https://bojonegorokab.bps.go.id/id/publication/2024/12/24/d926624e9cb46c9278dea10e/statistik-potensi-desa-kabupaten-bojonegoro-2024.html).