Pasien Sembuh Virus Corona di Blora Capai 87 Orang

oleh -
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid -19, Siswanto pada acara jumpa pers pada Senin 3-Agustus 2020. Foto/dok. Prokompim Blora.

Blora- Jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, total sebanyak 144 orang. Dari jumlah itu jika dirincikan sebanyak 48 orang masih dirawat, sembilan meninggal dan 87 orang dinyatakan sembuh. Yang sembuh 87 orang, ujar Wakil Ketua, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid -19, Siswanto pada acara jumpa pers pada Senin 3-Agustus 2020.

Menurut Siswanto, yang mewakili Ketua DPRD Blora selaku Wakil Gugus Tugas, bahwa angka reaktif rapid test masih tinggi yakni mencapai 113, terhitung Senin 3-Agustus-2020. Begitu juga dengan PDP ada 14, ODP 19, dan OTG 177. Angka ini diperoleh berdasarkan hasil testing, tracking dan treatment yang dilakukan Dinas Kesehatan.

Siswanto menyampaikan sebentar lagi Rakyat Indonesia akan merayakan peringatan Kemerdekaan ke 75 dengan suasana yang berbeda. Masih dalam situasi pandemi Covid-19, sehingga hal ini ini bisa memacu semangat kebersamaan berjuang melawan pandemi dengan mengutamakan upaya pencegahan daripada pengobatan. “Adanya pandemi ini melahirkan semangat, meningkatkan kembali rasa persaudaraan antar sesama warga Blora,” ucap pria yng sehari-hari menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Blora ini.

Direktur RSUD Cepu, dr. Fatkhur Rokhim, menambahkan hari ini sedang merawat 4 pasien positif Covid-19 yang telah dilakukan swab dan menunggu hasilnya. Pihaknya berharap hasilnya nanti negatif.

Baca Juga :   Jumlah Spesimen Rapid Test di Blora Capai 2.260 Orang

“Kami berharap masyarakat tetap terus melaksanakan protokol kesehatan. Yakni memakai masker saat keluar, jaga jarak dalam berinteraksi sosial, dan sesering mungkin cuci tangan pakai sabun,” ucapnya.

Baca Juga :   Prosentase Kasus Kematian Covid-19 di Bojonegoro Lebih Tinggi dari Jatim

Kepala Dinas Pendidikan, Hendi Purnomo, menyampaikan hingga saat ini pelaksanaan pembelajaran di Kabupaten Blora masih dilakukan secara daring. Dsarnya yaitu surat keputusan bersama empat menteri, dimana syarat diperbolehkannya pembelajaran tatap muka diatur secara ketat dan berlapis. Yakni daerah sudah berstatus zona hijau, kemudian adanya izin dari pemerintah daerah (gugus tugas), sekolah siap secara protokol kesehatan, dan orangtua mengizinkan.

“Prinsipnya kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat diutamakan. Karena itu Blora masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh,” jelasnya.

Hendi Purnomo menambahkan, pembelajaran jarak jauh atau daring inipun mengalami sejumlah kendala, seperti tidak adanya jaringan dan belum semua siswa memiliki smartphone.
Penulis : Sujatmiko/sumber Tim Liputan Prokompim Blora.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *