Bojonegoro, damarinfo.com – Program Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI) yang digagas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus menuai hasil positif. Program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga memperkuat upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan peternak kecil.
Keberhasilan GAYATRI tak lepas dari disiplin peternak dalam menerapkan manajemen kandang dan kesehatan ayam. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro secara rutin memberikan pembinaan dan panduan teknis agar produksi tetap stabil.
Lingkungan Bersih Jadi Kunci
Kepala Bidang Peternakan Disnakkan Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki, menegaskan bahwa lingkungan kandang yang bersih menjadi kunci utama pencegahan penyakit. Menurutnya, udara yang penuh bau amonia bisa menurunkan kualitas kesehatan ayam.
“Untuk mengatasinya, peternak cukup mencampur 25 gram asam sitrat dengan 1 liter air, lalu menyemprotkan larutan itu segera setelah tercium bau amonia,” jelas Fajar, Jumat (10/10/2025).
Selain itu, Fajar menganjurkan agar peternak melakukan sterilisasi rutin lingkungan kandang. Ia menyebutkan dua formula desinfektan yang bisa digunakan:
-
Campuran 15 ml Wipol, 5 ml sabun cair, dan 1 liter air, atau
-
Campuran 150 ml povidone iodine, 5 ml sabun cair, dan 15 liter air.
Selanjutnya, untuk mengendalikan populasi lalat yang kerap membawa penyakit, peternak bisa menggunakan campuran 15 ml Wipol dan 1 liter air. Semprotkan setiap hari di area kandang dan sekitar tempat penumpukan kotoran.
“Ventilasi kandang juga harus dijaga agar udara mengalir lancar, kelembapan berkurang, dan gas berbahaya tidak menumpuk,” tambahnya.
Air Minum Harus Selalu Bersih
Fajar menegaskan bahwa air minum memegang peran penting dalam menjaga produktivitas ayam. Karena itu, air harus selalu tersedia dan bersih dengan pH antara 5 hingga 7. Untuk menjaga kualitasnya, peternak bisa mencampur 80 gram bayclin atau 7 gram kaporit per 1.000 liter air.
Pada tandon air di kandang GAYATRI, cukup tambahkan 2 ml desinfektan per 25 liter air.
“Ketika ayam mulai mengurangi konsumsi air, itu sering menjadi tanda awal masalah kesehatan atau penurunan produksi,” ujarnya.
Racikan Herbal untuk Ayam Sakit
Sebagai upaya menjaga kesehatan alami, Disnakkan juga mendorong penggunaan ramuan herbal lokal. Fajar memperkenalkan obat cekrek manjur yang dibuat dari 25 gram jahe, 25 gram kencur, dan 3 liter air. Ramuan ini diberikan setiap sore hari dengan dosis 30 ml per ekor.
Kemudian, saat terjadi wabah, peternak bisa membuat jamu gawat darurat dari campuran jahe, kunyit, temu lawak, kencur, asam jawa, gula merah, dan air 3 liter, dengan dosis yang sama.
“Untuk ayam pilek, campurkan GPU 30 ml, lodin 150 ml, dan detergen cair 5 ml ke dalam 250 ml air, lalu semprotkan pada sore hari,” tegas Fajar.
Vaksin dan Pencahayaan yang Tepat
Selain kebersihan dan pakan, Fajar juga menekankan pentingnya vaksinasi rutin. Ia menyarankan vaksin ND IB Live diberikan ulang setiap 4–5 minggu tergantung kondisi lapangan.
Selain itu, peternak disarankan memberi immunostimulator yang mengandung asam amino dan sorbitol selama 3–4 hari berturut-turut untuk menjaga fungsi ginjal dan hati ayam.
Selanjutnya, pencahayaan juga perlu diperhatikan. Intensitas cahaya ideal pada masa bertelur mencapai 30 lux, setara dengan lampu putih 15 watt setiap empat meter antar titik.
“Cahaya yang cukup membuat ayam lebih aktif dan produktif,” pungkasnya.
Editor : Syafik
Sumber : bojonegorokab.go.id