Bojonegoro – Pelaksanaan New Normal (tatanan baru untuk beradaptasi dengan virus corona), bus di Terminal Rajekwesi Bojonegoro yang beroperasi baru 15 armada, terhitung mulai Rabu 10-Juni-2020. Sepinya penumpang membuat bus yang beroperasi jadi minim sehingga kondisi terminal di ujung timur Jalan Veteran Kota Bojonegoro ini, terlihat lengang.
Sebagai catatan setelah ditetapkan New Normal, bus di Terminal Rajekwesi, mulai beroperasi. Yaitu, jurusan Bojonegoro – Surabaya. Kemudian jurusan Bojonegoro – Ngawi yang telah berlangsung sejak 10 Juni 2020 lalu.
Kepala Terminal Rajekwesi Bojonegoro Sentot Sugeng Waluyo mengatakan, sebelum pandemi covid-19 ada sebanyak 75 hingga 80 perjalanan jurusan Bojonegoro – Surabaya sebanyak dua kali sehari. Namun di masa new normal ini jumlah bus yang beroperasi baru 15 – 20 aramada saja. “Ya ini, faktornya masih sepi penumpang karena Surabaya yang dinyatakan zona hitam,” ujarnya pada damarinfo.com 12 Juni 2020.
Masih menurut Kepala Terminal Rajekwesi Bojonegoro ini, setiap calon penumpang harus mentaati dan mematuhi protokol kesehatan. Yaitu mengenakan masker, cuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dengan yang lain. Selain itu pengunjung, pedagang serta crew bus harus bermasker, memakai sarung tangan dan surat kesehatan. “DI dalam bus harus tersedia hand sanitizer dan tempat duduk harus diatur jaraknya,” tegasnya.
Telah mulai beroperasinya Terminal Rajekwesi, disambut gembira warga. Seorang sopir bus, Syaiful,56 tahun asal Klangon mengaku mulai senang dengan bus penumpang yang beroperasi. Dia mengaku, selama wabah corona, sudah menganggur lebih dari dua bulan lamanya. “Saya disuruh perusahaan untuk sementara disuruh di rumah saja. Menunggu nanti kondisi normal, ujar pria asal Yogyakarta yang tinggal di Kelurahan Klangon, Bojonegoro ini. Syaiful berharap wabah corona ini cepat selesai dan pulih kembali.”Wah, gak kerja dua bulan,” imbuhnya.
Sementara itu, pengamatan damarinfo.com, di jalur Bojoik antara kotnegoro-Babat, lalu lalang kendaraan mulai penuh. Kendaraan berat dengan nomor polisi Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta, terlihat melintas di jalur tersebut. Selama ini, jalur Bojonegoro-Babat sepanjang 34 kilometer ini, kerap terjadi kemacetan.
Penyebabnya, selain dikenal jalur padat, jalan lintas nasional ini, juga relatif sempit. Bahu jalannya hanya sekitar 10 meter, ditambah sisi kiri-kanan masing-masing satu meter. Akibatnya terjadi penumpukan di beberapa titik. Seperti, di proliman Kapas, di perempatan Pasar Sumberejo, juga jalan di depan Pasar Baureno, hingga masuk di pertigaan depan Pasar Babat.
Namun, selama terjadi pandemi virus corona, jalur Bojonegoro-Babat dalam dua bulan terakhir sepi. Selain karena dihentikan sementara bus antara kota dan antar provinsi, juga kendaraan Mobil Penumpang Umum (MPU) jalur tersebut. Namun, sekarang mulai terlihat penumpukan kendaraan di sejumlah tempat.
Penulis : Rozikin
Editor : Sujatmiko