Natasya Devianti: Pembelajaran Daring Sulit Dilaksankan untuk Tingkat TK-SD

oleh 30 Dilihat
Anggota Komisi C (Bidang Pendidikan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro Natasya Devianti dan Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro, M. Yazid Mar’I, di acara talkshow Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bojonegoro, Sabtu 16-Januari-2021.Foto/dok.Syafik

Bojonegoro – Anggota Komisi C (Bidang Pendidikan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro Natasya Devianti mengatakan pembelajaran dalam jaringan (Daring) atau online bisa dilakukan untuk tingkat menengah hingga perguruan tinggi
“Untuk tingkat TK dan SD masih kesulitan,” kata politisi perempuan asal Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan (PDI P) ini, saat memberikan materi dalam talkshow yang digelar usai pelantikan pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Bojonegoro, Sabtu 16-1-2021

Lanjut Natasya-panggilanya- dirinya seringkali mendapatkan keluhan dari masyarakat, khusunya para petani di pelosok tentang mahalnya biaya pembelajaran secara daring dibanding dengan tatap muka. Hal ini karena orang tua harus menyiapkan handphone dan kuota.

Baca Juga :   Surat Redaksi Vaksin Lambat, Yuk Dipercepat

Permasalahan lain yang dikeluhkan masyarakat adalah terkait signal yang masih belum merata, sehingga para siswa yang ada di pelosok kesulitan mengikuti proses pembelajaran. “Guru dan siswa masih belum terbiasa dengan sistem pembelajaran daring,” ujar Natasya.

Pemateri lain, Pengurus Muhammadiyah Bojonegoro, M. Yazid Mar’i mengatakan ada sisi positif dari proses pembelajaran daring ini. Yakni tenaga pendidik dan siswa dituntut menguasai teknologi. Dan semestinya ada semacam kegiatan parenting agar dapat mendampingi putra-putrinya saat belajar di rumah. “Harus ada persamaan persepsi, antara peserta didik, pendidik, orang tua, dan pemegang kebijakan, khususnya terkait regulasi,” ujar Yazid-panggilannya.

Baca Juga :   Puncak Panen, Stok Beras di Blora Aman

Yazid juga menyampaikan untuk mencapai tujuan pendidikan dari aspek kognitif/sikap para pendidik bisa memanfaatkan video pembelajaran dengan menyajikan film tentang tokoh-tokoh nasional dan dunia, semisal KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asyari, Mahatma Ghandi, Thomas Alfa Edison.

Meski demikian menurut Yazid untuk aspek skill/ketrampilan untuk siswa Sekolah Menengah Kejuran (SMK) misalnya harus ada inovasi pembelajaran yang tetap mengedepankan kesehatan siswa dan pendidik, karena proses pembelajaran di SMK lebih banyak praktek yang mengharuskan tatap muka daripada teori.
Penulis : Syafik

Editor  : Sujatmiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *