Damarinfo.com – Asal muasal pulau jawa dinamakan Jawa tidak dapat dipastikan, pasalnya ada berbagai versi mengapa pulau ini dinamakan pulau jawa.
Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java edisi ke dua yang dicetak pada tahun 1830 menyebutkan asal mula nama “Jawa” dapat dilacak dari kronik berbahasa Sanskerta yang menyebut adanya pulau bernama yavadvip(a) (dvipa berarti “pulau”, dan yava berarti “jelai” atau juga “biji-bijian”). Apakah biji-bijian ini merupakan jewawut (Setaria italica) atau padi, keduanya telah banyak ditemukan di pulau ini pada masa sebelum masuknya pengaruh India.
Boleh jadi, pulau ini memiliki banyak nama sebelumnya, termasuk kemungkinan berasal dari kata jaú yang berarti “jauh”. Yavadvipa disebut dalam epik asal India, Ramayana. Sugriwa, panglima wanara (manusia kera) dari pasukan Sri Rama, mengirimkan utusannya ke Yavadvip (“Pulau Jawa”) untuk mencari Dewi Shinta. Kemudian berdasarkan kesusastraan India terutama pustaka Tamil, disebut nama Sanskerta yāvaka dvīpa (dvīpa = pulau).
Dugaan lain ialah bahwa kata “Jawa” berasal dari akar kata dalam bahasa Proto-Austronesia yang berarti “rumah”. Hal ini disampaikan oleh Hatley, R., Schiller, J., Lucas, A., Martin-Schiller, B., (1984) dalam bukunya “Mapping cultural regions of Java” in: Other Javas away from the kraton. pp. 1–32
Oliver Thomson . Dalam bukunya History of Ancient Geography terbiatan Cambridge University Press. hlm. 316–317., menyebutkan Pulau bernama Iabadiu atau Jabadiu disebutkan dalam karya Ptolemy bernama Geographia yang dibuat sekitar 150 masehi di Kekaisaran Romawi. Iabadiu dikatakan berarti “pulau jelai”, juga kaya akan emas, dan mempunyai kota perak bernama Argyra di ujung Baratnya. Nama ini mengindikasikan Jawa, dan kelihatannya berasal dari nama Hindu Java-dvipa (Yawadvipa)
Versi lain mengapa dinamakan jawa adalah seperti dalam Berita tahunan dari Songshu dan Liangshu menyebut Jawa sebagai She-po (abad ke-5 M), He-ling (tahun 640-818 M), lalu menyebutnya She-po lagi sampai masa Dinasti Yuan (1271-1368), dimana mereka mulai menyebut Zhao-Wa (爪哇). Menurut catatan Ma Huan (yaitu Yingya Shenlan), orang China menyebut Jawa sebagai Chao-Wa, dan dulunya pulau ini disebut 阇婆 (She-pó atau She-bó).
Dalam buku karangan Irawan Djoko Nugroho (2011) yang berjudul Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti, tertulis Sulaiman al-Tajir al-Sirafi menyebutkan dua pulau penting yang memisahkan Arab dan Cina: Yang pertama adalah Al-Rami dengan panjang 800 parasang, yang diidentifikasi sebagai Sumatera, dan yang lainnya adalah Zabaj (bahasa Arab: الزابج, Bahasa Indonesia: Sabak), 400 parasang panjangnya, diidentifikasi sebagai Jawa.
Sementara itu Sir Henry Yule (1913). Dalam bukunya Cathay and the way thither: being a collection of medieval notices of China vol. II. London: The Hakluyt Society, menyebutkan bahwa Saat John dari Marignolli (1338-1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di Kerajaan Saba, yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk She-bó.
Vladimir Braginsky (1998) Dalam bukunya Two Eastern Christian sources on medieval Nusantara. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 154(3): 367–396 menyebutkan Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte) Kata “Saba” sendiri berasal dari kata bahasa Jawa kawi yaitu Saba yang berarti “pertemuan” atau “rapat”. Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai “tempat bertemu”. Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti “tempat bertemu”, “tempat berkumpul”, atau “tempat berkumpulnya bangsa-bangsa.
Penulis : Syafik
Sumber : wikipedia berbahasa Indonesia