Damarinfo.com – Membincang Tirto Adhi Soerjo seolah tak akan pernah habis, sejarah kehidupannya begitu unik. Salah seorang sastrawan Indonesia yang melakukan penelitian mendalam tentang sosok ini adalah Pramoedya Ananta Toer yang menjadi sumber lahirnya karya-karya besar dari Pram-sebutannya- dalam bidang kesusastraan Indonesia.
Sebuah koran berbahasa belanda “De Volksrant” edisi 17 Agustus 1985 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia menurunkan tulisan dalam satu halaman penuh, di halaman 5 tentang gerakan perjuangan kemerdekaan yang ditulis oleh Door Joesoef Isak. Salah satu bagian tulisannya mengulas peran Tirto Adhi Soerjo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Berikut terjemahan tulisan dalam koran tersebut;
Kami lebih suka mengikuti penulis Indonesia Pramaoedya Ananta Toer, yang setelah melalui penelitian sejarah yang mendalam, sampai pada kesimpulan bahwa nasionalisme Indonesia tidak bermula dari Boedi Oetomo, melainkan dari usaha Raden Mas Tirto Adhi Soerjo pada tahun-tahun pertama ini.
Dengan demikian, Pramoedya telah memberikan kontribusi penting bagi historiografi Indonesia. Tirto adalah sosok yang unik pada masanya dengan ide-idenya, penyendiri dan pionir. Misalnya, sebagai orang Jawa sendiri, dia tidak membeda-bedakan antara orang Jawa dan non-Jawa; di hadapannya terbentang garis pemisah antara penguasa dan yang dikuasai. Solidaritas berdasarkan latar belakang etnis membuka jalan bagi solidaritas jenis baru. Posisinya memperjelas siapa pendukung dan lawan politik yang sebenarnya.
Tirto adalah pendiri dan pemimpin redaksi surat kabar Medan Prijaji. Dia juga menjadi editor beberapa majalah mingguan, termasuk Poetri Hindia, majalah wanita pertama, di mana dia adalah pendukung setia persamaan hak untuk pria dan wanita.