Damarinfo.com- Tentu kita sudah mafhum apa itu lomba balap karung, perlombaan yang menggunakan karung sebagai alat perlombaan. Perlombaannya sangat sederhana, dimana para peserta harus berlari dengan menggunakan karung untuk sampai di garis finish. Siapa yang paling cepat dinyatakan pemenang.
Perlombaan ini biasanya diadakan setiap peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahukah kalian bahwa sebenarnya balap karung ini adalah perlombaan peninggalan zaman kolonial. Bahkan lomba balap karung ini pernah menjadi salah satu cabang olah raga yang dilombakan pada event olimpiade.
Adalah Olivier Johannes Raap sarjana arsitektur dari Belanda dalam bukunya yang berjudul “Soeka Doeka di Djawa Tempo Doeloe menuliskan, permainan balap karung di Indonesia berdasar dokumen kartu post lama yang berhasil dikumpulkan.
Balap karung adalah permainan lama yang sering diadakan di pesta rakyat Belanda lalu dibawa ke Hindia Belanda.
Pada awal abad ke-20, Balap karoeng sangat populer di seluruh dunia. Di Pertandingan Olimpiade 1904, balap karung bahkan menjadi salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan meski hanya untuk sekali itu saja.
Permainan gampang-gampang susah ini menjadi perlombaan yang lucu ketika peserta jatuh tersungkur dan berusaha bangkit. Karung yang dipakai biasanya karung kentang yang terbuat dari goni dan berwarna coklat muda, warna yang tidak sesuai dengan warna di kartu pos yang tidak asli.
Cara permainannya begini: Peserta lomba memasukkan kedua kaki ke dalam karung lalu bergegas menempuh jarak kurang lebih 50 meter. Ada dua cara untuk maju: melompat-lompat atau berjalan dengan kedua kaki diletakkan di ujung-ujung karung. Pemenangnya adalah orang pertama yang melintasi garis akhir.
Penulis : Syafik
Editor : Sujatmiko
Sumber : buku “Soeka Doeka di Djawa Tempo Doeloe” Karya Olivier Johannes Raap (Cetakan pertama 2013)