Bojonegoro,damarinfo.com-Wadoek Patjal sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat Bodjonegoro dari sejak dibangun Zaman Belanda hingga saat ini. dalam sejarahnya Wadoek Patjal merupakan implementasi politik etis pemerintah kolonial Belanda pada abad 19.
Kondisi di residenschap (kabupaten) Bodjonegoro waktu itu rakyatnya mengalami kemiskinan. Daerah selatan kabupaten ini, terutama yang tidak dilewati Sungai Bengawan Solo, (Kecamatan Temayang, Sukosewu, Gondang, Sugihwaras, Ngasem, Tambakrejo dan Sekar) kerap didera kekeringan, terutama saat kemarau datang. Dampaknya, sektor pertanian di daerah selatan kurang menghasilkan.
Pada tanggal 30 Agustus tahun 1927 bangunan waduk yang dapat diselesaikan pembangunannya adalah waduk Pacal yang terletak di desa Tretes (Onder distrik Sugihkuranang di sebelah selatan Waduk Pacal itu diperkirakan dapat menampung air 40 miliar meter kubik dan dapat dipakai untuk mengairi lebih dari 20.000 bau sawah di distrik Palem dan Bojonegoro. Di samping itu juga dapat dipakai untuk menampung kelebihan air dari bagian selatan distrik Baureno (Skripsi Juniar Rosiana Putri, Mahasiswa JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, 2019, Skripsi PEMBANGUNAN WADUK PACAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT BOJONEGORO TAHUN 1927-1998)
Bagaimana penampakan proses pembangunan Waduk Patjal berikuti ini adalah beberapa foto pembangunan Wadoek Patjal atau dalam bahasa Belanda Bouw van een dam bij Bodjonegoro (Pembangunan Bendungan di Bodjonegoro). Foto-foto ini adalah koleksi dari https://digitalcollections.universiteitleiden.nl. Dalam foto-foto tersebut memang tidak tertulis bahwa yang dibangun adalah wadoek patjal, tetap dari bentuk bangunan dan lanskapenya dapat diyakini bawah bendungan yang dibangun adalah wadoek patjal. Dalam keterangannya masing-masing foto ada perbedaan tahun tapi ada keterangan yang sama yakni judul, subyek foto dan subyek geografi.

Penulis : Syafik
Editor : Sujatmiko