Damarinfo.com – Saat Perang Jawa yang dikomadani oleh Pangeran Diponegoro rentang 1825 -1830, salah satu perang yang membuat Belanda kewalahan adalah perang di wilayah Kabupaten Radjekwesi dengan panglima perang Tumenggung Sosrodilogo. Bahkan Tumenggung Sosrodilogo mampu menguasai wilayah Radjekwesie dan menjadi Bupati Bojonegoro meski hanya beberapa bulan.
Peristiwa perang di wilayah Radjekwesi kala itu terekam dalam sebuah koran berhasa belanda Javasche Courant edisi 7 Februari 1828. Dalam edisi tersebut dituliskan perang antara pasukan Sosrodilogo dengan Pasukan Belanda yang dibantu oleh pasukan pribumi yang berpihak kepada belanda di daerah Kapas.
Desa Kapas menjadi titik berkumpulnya pasukan belanda dari Tuban, Madura, Sidayu, Surabaya, Gresik dan Lamongan. Belanda terpaksa harus mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk memadamkan pemberontakan yang dipimpin oleh Sosrodilogo ini.
Pasukan dari Tuban yang dipimpin oleh Kapten Ten Have berangkat dari Bancar melalui Mera (Merak urak), menuju Radjekwesie melalui bengawan solo. Sementara pasukan dari Surabaya, Gresik dan Lamongan dipimpin oleh Kapten Fassasi. Perjalanan pasukan belanda tersebut tidak mudah karena mendapatkan perlawanan dari para pemberontak.
Saat akan menyebrang melalui Sungai Bengawan Solo Pasukan Belada yang lain di bawah pimpinan Kapten Ten Have mendapatkan serangan dari pasukan pemberontak yang berjumlah seribu. Dengan bantuan pasukan belanda yang lain pimpinan kapten Greishem akhirnya pasukan Belanda mampu mengalahkan pasukan pemberontak.

Sementara itu pasukan dari Surabaya yang melalui jalur Babat dan Baureno mendapatkan serangan dari pemberontak di Hutan. Pada pertempuran itu kuda Letnan Artileri menerima enam peluru senapan, dan Mayor Kloosterhuis sendiri dalam bahaya namun dapat diselamatkan. Pada saat mendekati Kapas, ternyata pasukan pemberontak telah membakar jembatan, pasukan belanda pun mendapatkan serangan dari para pemberontak. Karena persenjataan yang lebih canggih diantaranya meriam, akhirnya pasukan pemberontak meninggalkan lokasi pertempuran. Pasukan belanda pun punya kesempatan untuk memperbaiki jembatan tersebut. Setelah jembatan jadi, pasukan belanda bergabung dengan pasukan belanda lain di Desa Kapas.
Pasukan Gabungan tersebut selanjutnya menyerang Radjekwesie dan mengalahkan pasukan pemberontak dan wilayah tepi kanan bengawan solo dari Radjekwesie hingga Wirosari dapat diamankan. Pemerintah Belanda berterima kasih kepada bupati Radjakwessie dan Toeban, asisten residen Praetorius, Tuan Quentin.
Penulis : Syafik
Sumber : Javasche Courant edisi 7 Februari 1828