Mari kita ulik data kemiskinan di Bojonegoro dalam kurun waktu 20 tahun terakhir (2002 – 2022), sumber datanya sama dengan yang digunakan oleh Pemkab Bojonegoro yakni Badan Pusat Statistik (BPS).
Tahun 2002 jumlah penduduk miskin di Bojonegoro adalah 332.700 jiwa atau 28,34 persen jumlah penduduk saat itu. Angka ini menempatkan Bojonegoro masuk 10 besar Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan persentase penduduk miskin tertinggi, yakni pada peringkat 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Bojonegoro pada saat itu adalah Rp. 318,5 miliar.

Hingga tahun 2007 jumlah penduduk miskin masih di atas 300 ribu atau tepatnya 321.500 jiwa atau 23,87 persen. Baru di tahun 2009, jumlah penduduk miskin mulai turun di bawah 300 ribu, dengan jumlah penduduk miskin 262.000 jiwa, namun persentasenya masih di atas 20 persen tepatnya di angka 21,37 persen. Pada tahun 2007 APBD Kabupaten Bojonegoro masih di bawah Rp. 1 triliun, yakni Rp. 868.094.810.000 (Delapan Ratus Enam Puluh Delapan Miliar lebih)
Baru pada tahun 2010, persentase penduduk miskin di Bojonegoro mulai berada di bawah 20 persen, yaitu diangka 18,78 persen atau turun 2,49 dari tahun 2009. Posisi Bojonegoro pada tahun 2010 di antara 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur berada pada peringkat 9 Kabupaten/Kota termiskin. Dengan kekuatan APBD yang sudah di atas Rp. 1 triliun, yakni Rp. 1,2 triliun.
Kabupaten Bojonegoro baru terlepas dari 10 besar Kabupaten/Kota termiskin di Jawa Timur pada tahun 2016. Pada tahun ini persentase penduduk miskin adalah 14,6 persen atau turun 1,11 dari tahun 2015. Pada tahun ini APBD Kabupaten Bojonegoro adalah Rp. 3,6 triliun atau naik sebesar 11,5 persen dari APBD tahun 2015.
Angka penurunan persentase penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro tertinggi tercapai pada tahun 2009, yakni 2,6. Dari angka persentase penduduk miskin sebesar 23,87 di tahun 2008 menjadi 21,27 persen di tahun 2009. Angka penurunan ini jauh lebih tinggi dari penurunan persentase kemiskinan di Bojonegoro pada tahun 2022 ini, yang hanya di angka 1,06 persen. Padahal APBD Kabupaten Bojonegoro setelah perubahan, pada tahun 2022 mencapai Rp. 7,03 triliun, sementara APBD Bojonegoro pada tahun 2009 hanya Rp. 1,04 triliun.
Tentu ini bukan sebuah keberhasilan yang perlu dibanggakan. Sumbut po ra?
Ok deh, kita cari ukuran yang lain lagi, yakni ukuran yang digunakan Pemkab Bojonegoro untuk menunjukkan bahwa Pemkab Bojonegoro sudah berhasil dalam penurunan persentase penduduk miskin atau angka kemiskinan. Yakni membandingkan dengan Kabupaten terdekat.