Di kawasan hutan petak 52-A1 di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, semangat mengelola hutan untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan kian tumbuh merindang. Sebanyak 23 kepala keluarga yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngasem Barokah diajak bersama-sama mengelola lahan hutan untuk pertanian tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
Dimulai sejak tahun 2021, Bersama mitra, PEPC Zona 12 mengembangkan lahan seluas 17,71 hektar di kawasan ini sebagai area konservasi dan pertanian berkelanjutan dengan sistem agrosilvopastura. Sistem ini memadukan tanaman kayu, tanaman semusim, dan peternakan dalam satu area, memungkinkan para petani memanfaatkan lahan hutan untuk berbagai aktivitas produktif yang berkelanjutan.
Para petani tidak hanya menanam tanaman musiman seperti cabai, terong, kacang dan sayuran, tetapi juga melibatkan komponen kehutanan dengan menanam pohon tegakan yang dapat mengembalikan fungsi tutupan lahan hutan. Sedangkan peternakan kambing menjadi bagian penting dari model ini, kotoran kambing memberikan sumber pupuk alami yang dapat memperkaya nutrisi tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Baru-baru ini (19/10/2024), bersama SKK Migas, Perhutani KPH Bojonegoro, IDFoS Indonesia, Lazizmu, dan berbagai pihak, PEPC zona 12 telah mengembangkan kawasan percontohan konservasi keanekaragaman hayati di area program. Sebanyak 4.400 pohon tanaman keras dan 3.500 batang tanaman semak ditanam di lahan seluas 5.000 meter persegi di kawasan tersebut.
Sebagai upaya ramah lingkungan dan meningkatkan produktifitas petani hutan, PEPC Zona 12 dan Pertamina Sub Holding Upstream memasang solar panel dengan total daya 12.300 Wp di kawasan tersebut untuk mendukung sistem pengairan lahan yang berkelanjutan.
Sistem agrosilvopastura tak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem hutan. Setiap tanaman yang tumbuh dan hewan ternak yang dibudidayakan menjadi bagian dari siklus keberlanjutan yang terpadu. Dengan kombinasi pertanian, kehutanan, dan peternakan ini, petani hutan tak hanya memperoleh manfaat secara ekonomi, tapi juga mampu berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan dan bermanfaat bagi generasi berikutnya.
Penulis : Wahyu