Mengenal Sanad Ilmu KH. Moh. Sholeh Attanwir Talun Yang Tersambung Hingga Rosulullah

oleh 179 Dilihat
oleh
(KH. Moh. Sholeh, saat mengajar ngaji kepada santri-santrinya)

Bojonegoro, damarinfo.com – KH. Moh. Sholeh kecil gemar dengan dunia ilmu, setiap ada kesempatan dalam belajar selalu beliau hiasi waktunya dengan lembaran-lembaran kitab.

Beliau lahir pada 20 Februari 1902 M. Tercatat sejak usia 10 tahun sudah belajar Al-Qur’an kepada ayahnya sendiri, kemudian meneruskan mengaji di K. Umar Sumberrejo dan di tahun 1915 M mondok di Pondok Pesantren Kendal Dander di bawah asuhan K. Basyir dan K. Abu Dazarrin, delapan bulan kemudian beliau masuk Madrosatul Ulum di Bojonegoro kurun waktu selama empat tahun, di madrasah ini beliau belajar berbagai kitab kuning dan ilmu alat di antaranya Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Jurumiyah, Alfiyah dan kitab lainnya.

Tidak berhenti di sini, ibarat orang minum air laut semakin banyak maka semakin haus. Di tahun 1920 M beliau melanjutkan belajarnya di Pondok Pesantren Maskumambang.

Tercatat untuk sanad keilmuan KH. Moh. Sholeh saat Mondok di Pondok Pesantren Maskumambang Dukuh Kabupaten Gresik yaitu gurunya adalah KH. M. Faqih bin Abdul Jabbar yang pada saat itu termasuk pengurus NU sebagai Wakil Rois Akbar KH. Hasyim Asy’ari. Berikut Sanadnya :

Baca Juga :   Sowan Gus Nafik, Bacabup Setyo Wahono Minta Masukkan untuk Memajukan Bojonegoro

1. KH. Moh. Sholeh Talun
2. KH. M. Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang Gresik
2. Syeh Mahfud At-Termasi
4. Sayyid Abi Bakar bin Muhammad Syatho Al-Makki
5. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan
6. Syaikh Usman bin Hasan Ad-Dimyati
7. Syaikh Abdullah bin Hijazi Asy-Syaraqowi
8. Syaikh Muhammad bin Salim Al-Hafni
9. Syaikh Ahmad Al-Khulaifi
10. Syaikh Ahmad Al-Basybisyi
11. Syaikh Sulthan bin Ahmad Al-Muzahi
12. Syaikh Ali Az-Ziyadi
13. Syaikh Ibnu Hajar AlHaitami
14. Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari
15. Syaikh Jalaludin Al-Mahalli
16. Syaikh Al-Wali Ahmad bin Abdurrahim Al-Iraqi
17. Syaikh Abdurrahim bin Husain Al-Iraqi
18. Syaikh Sirajuddin Al-Bulqini
19. Syaikh ‘Alauddin bin Al-‘Atthar
20. Al-Imam Yahya An-Nawawi (Muharrar Al-Madzhab)
21. Syaikh Abi Hafsh (Umar bin As’ad Az-Zai’i)
22. Syaikh Abi Umar (Utsman bin Abdurrahman/Ibnu Shalah Asy-Syahruzuri)
23. Syaikh Abdurrahman (Ayah Ibnu Shalah)
24. Syaikh Abi Sa’ad (Abdullah bin Abi ‘Ashrun)
25. Syaikh Abi Ali Al-Fariqi
26. Syaikh Abi Ishaq (Ibrahim Syaerozi)
27. Syaikh Al-Qodhi Abi Al-Thayyib (Thahir bin Abdullah At-Tahbri)
28. Syaikh Abil Hasan (Muhammad bin Ali Al-Masirji)
29. Syaikh Abi Ishaq (Ibrahim bin Ahmad Al-Marwazi)
30. Syaikh Abil Abbas (Ahmad bin Suraij Al-Bagdadi)
31. Syaikh Abil Qosim (Utsman bin Sa’id bin Yastar Al-Anmathi)
32. Syaikh Ismail bin Yahya Al-Muzani
33. Imam Asy-Syafi’i (Abu Abdillah Muhammad bin Idris)
34. Imam Maliki (Malik bin Anas)
35. Imam Nafi’
36. Abdullah bin Umar
37. Nabi Muhammad S.A.W

Baca Juga :   Kajian Rutin Ahad Pon, Jika Ingin Kemuliaan Abadi

Sahabat Abdullah bin Abbas ra mengatakan:

الاسناد عندي من الدين, فمن احسن العداله لقال ماشاء من شاء

“Sanad itu bagian dari agama, barang siapa yang tidak mempunyai sanad kepada guru maka ia akan mengatakan apa yang ia mau, apa yang ia tuju”.

Maka dari itu, hati- hati kalau mendengarkan pembicaraan. Koreksi, bila itu benar dalam agama maka ikuti dan kerjakanlah.

 

Penulis : Rozikin
Sumber : Di olah dari berbagai sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *