Blora- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro (Undip) menawarkan solusi keterbatasan pakan ternak di Kabupaten Blora. Kegiatan mendapat dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan KKN ini ada dua kegiatan sekaligus. Yaitu memanfaatkan sisa hasil pertanian seperti jerami, pakan ternak fermentasi dibuat. Kemudian menggunakan bahan sisa memasak, untuk berinovasi membuat pupuk nabati.
Pembuatan pakan ternak fermentasi dilakukan mahasiswa di Desa Tempuran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Pakan ternak memanfaatkan sisa hasil pertanian seperti jerami dan rumput gajah. Pakan ternak fermentasi dibuat menggunakan prebiotik EM4 dan ditambah dedak padi sebagai makanan bakterinya. Pakan ternak fermentasi dinilai lebih bergizi daripada yang biasa karena mengandung bakteri dan bermanfaat untuk pencernaan hewan ternak.
Tim mahasiswa KKN yang terdiri dari delapan orang yang dikoordinatori Jundi Ihsan. Dia melihat banyaknya sisa hasil pertanian yang kurang dimanfaatkan di Desa Tempuran, sehingga munculah inovasi tersebut. Pakan ternak fermentasi bermanfaat untuk mempercepat penggemukan ternak sehingga nilai jual meningkat. “Juga mengurangi bau tidak sedap pada kotoran ternak,’’ kata Jundi Ihsan, Minggu 9-2-2020.
Dosen Pembimbing Mahasiswa KKN Undip, Fahmi Arifan dan Sri Winarni mengapresiasi inovasi itu . Menurutnya, pakan ternak fermentasi dapat membantu meningkatkan ekonomi warga Desa Tempuran khususnya peternak karena pakan fermentasi dapat mempercepat penggemukan hewan ternak dan nilai jual meningkat. ‘’Pakan ternak fermentasi dalam pembuatannya memanfaatkan teknologi tepat guna berupa chopper sehingga pembuatannya pun mudah dilakukan,’’ kata Koordinator Dosen Pembimbing KKN Tematik Undip Fahmi Arifan.
Pupuk Nabati
Tak kalah dengan rekannya di Desa Tempuran, mahasiswa KKN Tematik Undip di Desa Geneng, Kecamatan Jepon juga melakukan inovasi. Mereka membuat pupuk nabati berbahan cangkang telur dan ampas teh. ‘’Cangkang telur dan ampas teh yang biasanya langsung dibuang, ternyata memiliki manfaat tersendiri, terutama dalam bidang pertanian, yakni bisa dibuat menjadi pupuk nabati,’’ kata Dicky Rinaldi, salah seorang mahasiswa KKN Undip di Desa Geneng.
Didampingi para mahasiswa KKN lainnya, Dicky Rinaldi mengemukakan, pihaknya telah mempraktikan pembuatan pupuk nabati tersebut kepada masyarakat Desa Geneng. Mereka pun berharap inovasi itu bisa bermanfaat bagi masyarakat. ‘’Karena pembuatannya relatif mudah, masyarakat bisa membuatnya sendiri. Pupuk nabati itu cocok untuk tanaman cabai,’’ tandasnya.
Dicky menjelaskan cara membuat pupuk nabati. Cangkang telur yang sudah dihancurkan kemudian dicampur dengan ampas teh basah dengan takaran satu banding satu. Lalu kedua bahan tersebut ditambah dengan probiotik effective microorganism 4 (EM-4) sebanyak 50 ml untuk pembuatan 500 gram pupuk. Setelah semua bahan tercampur dengan baik di dalam wadah, proses selanjutnya adalah menutup wadah dan didiamkan selama minimal 24 jam.
Untuk teknik pengaplikasiannya, bisa dicampurkan dengan tanah, serbuk gergaji, maupun sekam padi dengan perbandingan 25 gram pupuk dibanding dengan 200 gram medianya. ‘’Kami berharap dengan adanya inovasi ini, masyarakat Geneng dapat mengembangkan pertanian khususnya tanaman cabai. Selain itu juga agar Desa Geneng mempunyai produk unggulan berupa pupuk nabati,’’ tandasnya.
Inovasi para mahasiswa KKN itu mendapat dukungan penuh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora serta Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah.
Penulis : Ais
Editor : Sujatmiko