Al-Kifli adalah seorang pemuda Bani Israil, yang tak pernah lepas dari dunia maksiat. Suatu ketika ia tertarik dengan kecantikan seorang wanita. Lalu ia memberikan uang kepada wanita itu sebanyak 60 dinar.
Ketika dalam posisi sebagaimana seorang suamimenggauli isterinya, tiba-tiba wanita itu gemetar. Al-Kifli bertanya, “Apakah aku memaksamu melakukan ini?” Wanita itu menjawab, “Tidak, hanya saja perbuatan ini belum pernah aku lakukan seumur hidupku. Aku lakukan ini semata-mata demi memenuhi kebutuhan hidupku.”
Al-Kifli berkata, “Berarti kamu takut kepada Allah untuk memenuhi ajakanku ini sementara aku tidak takut kepadaNya.” Kemudian al-Kifli meninggalkan wanita tersebut dan menghadiahkan uang tersebut kepadanya.
Ia berkata, “Al-Kifli tidak akan pernah bermaksiat lagi kepada Allah.”
Pada malam hari itu ia mati sementara keesokan harinya di pintu rumahnya terdapat tulisan bahwa Allah telah mengampuni dosa al-Kifli.
(Di dalam kitab al-Jami’ as-Shahih, Al-Kifli adalah Dzulkifli. Kisah ini bersumber dari Ubaidillah bin Musa yang meriwayatkannya dari Syaibah bin Abdurrahman, dari al-A’masy, dari Abdullah bin Abdullah ar-Razi, dari Sa’d (budak Thalhah), dari Ibnu Umar yang mendengar langsung dari Nabi Muhammad. Zulkifli, pria Bani Israil dengan ketampanan mirip Nabi Yusuf.)
Dikutip dari kitab: Qashash min al-Tarikh,
karya Thariq Suwaidan