Khutbah Perpisahan Rasulullah – Pesan Abadi bagi Umat Islam

oleh 72 Dilihat
oleh
{Ilustrasi canvapro)

damarinfo.com – Momen Terakhir di Arafah. Pada tahun ke-10 Hijriyah, Rasulullah ﷺ menunaikan ibadah haji terakhirnya, yang kemudian dikenal sebagai Haji Wada’ (Haji Perpisahan). Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan khutbah yang menjadi pesan terakhir bagi umat Islam.

Sebagaimana disebutkan dalam “Sirah Ibnu Hisyam”, pada tanggal 9 Dzulhijjah, di Padang Arafah, Rasulullah ﷺ berdiri di atas unta dan berkhutbah di hadapan lebih dari 100.000 kaum Muslimin. Suaranya yang penuh wibawa menggema, dan setiap kata yang beliau ucapkan adalah pesan abadi bagi seluruh umat Islam.

Pesan Persaudaraan dan Keadilan

Dalam khutbahnya, Rasulullah ﷺ menegaskan prinsip kesetaraan dalam Islam:

“Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, dan ayah kalian juga satu (Adam). Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang non-Arab, atau bagi orang non-Arab atas orang Arab, kecuali dengan ketakwaan.” (HR. Ahmad).

Dalam “Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah”, disebutkan bahwa khutbah ini menjadi deklarasi persamaan hak, menghapuskan perbedaan berdasarkan suku, ras, atau status sosial. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kehormatan seseorang hanya dinilai dari ketakwaannya kepada Allah.

Baca Juga :   Perang Badar – Kemenangan Spektakuler Kaum Muslimin

Hak-Hak Perempuan dalam Islam

Di masa jahiliyah, perempuan sering diperlakukan dengan tidak adil. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa Islam memuliakan perempuan dan memberi mereka hak-haknya.

“Perlakukanlah wanita dengan baik, karena mereka adalah amanah di sisi kalian.” (HR. Muslim).

Dalam “Kitab Tarikh At-Tabari”, disebutkan bahwa dengan khutbah ini, Rasulullah ﷺ mengubah pandangan dunia terhadap perempuan, yang sebelumnya dianggap rendah, menjadi manusia yang harus dihormati dan dilindungi.

Pentingnya Memegang Teguh Al-Qur’an dan Sunnah

Rasulullah ﷺ juga berpesan agar umat Islam senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam.

“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya: Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Malik).

Sebagaimana disebutkan dalam “Kitab Al-Muwatta”, pesan ini menjadi peringatan bagi umat Islam agar tidak menyimpang dari ajaran Islam, meskipun zaman terus berubah.

Kesaksian Umat Islam

Di akhir khutbahnya, Rasulullah ﷺ bertanya kepada para sahabat, “Sudahkah aku sampaikan (risalah ini) kepada kalian?”. Serentak, mereka menjawab, “Iya, wahai Rasulullah!”.

Baca Juga :   Ramadhan Bersama Abu Bakar: Kisah Kedermawanan dan Ibadah Seorang Khalifah

Kemudian beliau mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, “Ya Allah, saksikanlah!”.

Tidak lama setelah itu, turunlah wahyu terakhir dalam Al-Qur’an:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Ma’idah: 3).

Ayat ini membuat banyak sahabat menangis, karena mereka memahami bahwa tugas Rasulullah ﷺ telah selesai dan perpisahan semakin dekat.

Pelajaran dari Khutbah Perpisahan

  1. Islam adalah agama keadilan dan persaudaraan. Tidak ada perbedaan antara manusia kecuali ketakwaan.
  2. Hak-hak perempuan harus dijaga dan dihormati. Islam mengajarkan kesetaraan dan keadilan.
  3. Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah adalah kunci keselamatan. Umat Islam tidak boleh menyimpang dari ajaran Rasulullah ﷺ.

Khutbah ini adalah warisan terbesar Rasulullah ﷺ untuk umat Islam, pesan yang tetap relevan hingga hari ini dan menjadi pedoman dalam kehidupan setiap Muslim.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *