damarinfo.com – Di dapur-dapur sederhana Jawa Timur, aroma nasi hangat dan sayur bening membawa cerita tentang perjuangan hidup. Di meja makan, di antara piring sederhana, terukir kisah daya beli, kesejahteraan, dan harapan warga untuk masa depan yang lebih baik. Tahun 2024 menjadi cermin bag aimana masyarakat Jawa Timur, khususnya Bojonegoro, berjuang menghadapi tantangan ekonomi demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, melalui laporan Statistik Pengeluaran untuk Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Jawa Timur 2024, mengungkap data yang lebih dari sekadar angka. Meliputi 197 jenis makanan dan 123 komoditas non-makanan, data ini menjadi jendela untuk memahami kesejahteraan warga sekaligus tantangan kemiskinan yang masih dihadapi.
Jawa Timur: Pangan Jadi Prioritas di Tengah Inflasi
Bayangkan sebuah keluarga di Jawa Timur merencanakan pengeluaran bulanan mereka. Rata-rata, mereka menghabiskan Rp 1.356.943 per orang setiap bulan. Lebih dari 50 persen dialokasikan untuk kebutuhan pangan: beras, lauk-pauk, hingga rokok yang masih menjadi bagian hidup sebagian warga.
Sisanya digunakan untuk kebutuhan lain seperti listrik, pakaian, transportasi, dan pendidikan. Inflasi harga pangan dan ketidakpastian ekonomi pasca-pandemi telah mengubah pola konsumsi, membuat kebutuhan pokok kembali mendominasi pengeluaran rumah tangga.
Kesenjangan yang Nyata: Kota Maju, Daerah Tertinggal
Namun, Jawa Timur terbagi dalam dua dunia yang kontras. Kota Surabaya memimpin dengan pengeluaran rata-rata Rp 2,6 juta per orang per bulan, diikuti Kota Madiun, Sidoarjo, dan Malang. Kota-kota ini menikmati akses mudah ke pekerjaan, pendidikan, dan fasilitas modern, memungkinkan gaya hidup yang lebih beragam.
Sebaliknya, kabupaten seperti Pamekasan, Bangkalan, dan Sampang di Pulau Madura hanya mampu mengeluarkan di bawah Rp 850 ribu per bulan. Bojonegoro, meski tidak berada di posisi terbawah, masih terjebak di peringkat ke-10 dari bawah, mencerminkan tantangan kesejahteraan yang masih dihadapi.
Bojonegoro: Berjuang Melawan Tantangan Ekonomi
Di Bojonegoro, kehidupan sehari-hari adalah perjuangan untuk bertahan. Rata-rata warga menghabiskan Rp 1.116.149 per orang per bulan, jauh di bawah rata-rata provinsi. Sekitar 53,63 persen pengeluaran digunakan untuk makanan: nasi, tempe, dan sesekali lauk yang lebih bergizi.
Sisanya disisihkan untuk listrik, transportasi, atau biaya sekolah. Meski ada peningkatan dibandingkan 2023, Bojonegoro masih kesulitan mengejar kabupaten tetangga.
Data gizi memperlihatkan tantangan lebih dalam. Asupan kalori warga hanya 2.029,58 kkal per hari, di bawah standar ideal 2.150 kkal. Konsumsi protein pun hanya 56,21 gram per hari, sedikit kurang dari standar 57 gram. Angka-angka ini menggambarkan keluarga yang berusaha memenuhi kebutuhan gizi, namun sering terbentur keterbatasan ekonomi.
Dibandingkan Tetangga: Bojonegoro Harus Berlari Kencang
Bandingkan Bojonegoro dengan kabupaten tetangga, dan kesenjangan itu terlihat jelas. Lamongan mencatat pengeluaran Rp 1.314.533 dengan kalori 2.045,22 kkal dan protein 57,12 gram. Ngawi bahkan lebih unggul dengan pengeluaran Rp 1.212.767, kalori 2.128,27 kkal, dan protein 58,63 gram.
Kabupaten | Pengeluaran (Rp) | Kalori (kkal) | Protein (gram) |
Lamongan | 1.314.533 | 2.045,22 | 57,12 |
Tuban | 1.264.826 | 2.017,25 | 56,08 |
Nganjuk | 1.191.743 | 2.071,07 | 56,63 |
Ngawi | 1.212.767 | 2.128,27 | 58,63 |
Bojonegoro | 1.116.149 | 2.029,58 | 56,21 |
Hanya Tuban yang sedikit tertinggal dalam asupan kalori, namun secara keseluruhan tetap lebih baik. Bojonegoro harus berlari lebih kencang untuk mengejar ketertinggalan ini.
Dari Meja Makan ke Harapan Baru
BPS menegaskan bahwa pengeluaran konsumsi adalah cerminan kesejahteraan yang jujur. Dari setiap piring makanan yang disajikan, kita melihat warga Bojonegoro berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengejar kecukupan gizi. Meski tantangan masih besar, ada harapan yang terus menyala.
Seperti nasi yang dimasak setiap pagi, Bojonegoro melangkah dengan tekad. Dengan kerja keras dan dukungan yang tepat, kabupaten ini berharap bisa menyusul tetangganya, meninggalkan bayang-bayang kesenjangan, dan menuju kesejahteraan yang lebih baik.
Penulis : Syafik
Sumber data : Buku “Statistik Pengeluaran Untuk Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Jawa Timur 2024” Volume 11, 2025, BPS Jawa Timur