Bojonegoro- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto bertemu Presiden EMCL Louise McKenzie di Jakarta, Rabu 11-3-2020.
Dalam pertemuan itu membahas upaya strategis pada Blok Cepu dimana Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris berada, yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) produksinya optimal. Dalam pertemuan antar pimpinan itu juga dibahas soal target produksi minyak bumi satu juta barel perharinya pada 2030 mendatang.
Menurut Dwi Soetjipto, potensi Banyu Urip masih bisa ditingkatkan melalui tiga strategi untuk mengurangi laju penurunan produksi alami. Strategi pertama, memonetisasi gas ikutan untuk menghilangkan bottleneck produksi minyak di Lapangan Banyu Urip. Upaya kedua, menambah sumur sisipan untuk memproduksi minyak dari daerah reservoir karbonat yang belum terproduksikan.
Ketiga, sejalan dengan transformasi SKK Migas dalam strategi percepatan resource to production (R to P). Yaitu pembuktian upside potential di Lapangan Banyu Urip. Terdapat potensi cadangan tambahan yang berada lebih dangkal dari reservoir yang diproduksikan saat ini. KKKS-EMCL akan evaluasi untuk melakukan pengeboran sumur kajian (appraisal wells) untuk menambah data karakteristik batuan dan produktivitas reservoir.”Tiga strategi itu kita terapkan,” ujarnya sebagaimana release yang diterima damarinfo.com, Rabu malam 11-3-2020.
Dikatakan Dwi Soetjipto, Ketiga strategi ini dapat memberikan tambahan produksi puncak di tahun 2024 sekitar lebih dari 30 ribu bopd. “Kami harapkan tambahan proyek ini selesai tepat waktu sehingga tambahan produksi dari lapangan Banyu Urip dapat terealisasi di tahun 2022,” kata mantan Direktur PT Semen Gresik tahun 2014 ini.
Data di EMCL menyebutkan, berbagai optimalisasi di Proyek Banyu Urip hingga saat ini terbukti memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia. Salah satunya adalah memastikan besaran cadangan Lapangan Banyu Urip meningkat dua kali lipat lebih besar dibandingkan rencana pengembangan lapangan/plan of development (POD) pertama, dari 375 juta barel menjadi 940 juta barel.
Selain itu, produksi minyak berhasil ditingkatkan 33 persen dari sebelumnya 165 ribu barel per hari/ barrel oil per day (bopd) menjadi 220 ribu bopd. Lebih jauh lagi, saat ini sedang dilakukan upaya peningkatan produksi menjadi hingga 235 ribu bopd.
Penulis : Sujatmiko/bahan release EMCL