Bojonegoro, damarinfo.com – Kesimpulan bahwa kenaikan suhu di Bojonegoro terendah kedua dari empat kabupaten sekitar Bojonegoro, didasarkan pada hasil penelitian Tim Temperatur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro. Empat Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Blora dan Nganjuk. Kesimpulan didasarkan pada hasil analisa data dari pengamatan lapangan di Kabupaten Bojonegoro tahun 2021 dan data Citra Satelit tahun 1994 – 2020, untuk musim kemarau Agustus – September.
Kabupaten dengan kenaikan suhu terendah adalah Kabuapten Nganjuk yakni 0,139 Derajat Celcius/tahun, berikutnya Kabupaten Bojonegoro 0,157 Derajat Celcius/tahun, ketiga adalah Kabupaten Blora dengan kenaikan suhu 0,188 Derajat Celcius/tahun dan terendah keempat adalah Kabupaten Tuban dengan kenaikan suhu 1,195 Derajat Celcius/tahun.
“Kita bandingkan perubahan suhu tahun 2027/2018 dengan tahun 2020/2021 dengan mengambil sample pada bulan bulan terpanas,” terang Ketua LPPM Universitas Bojonegoro, Laily Agustina Rachmawati, dalam acara Deseminasi Hasil Penelitian Perubahan Suhu di Hall Universitas Bojonegoro, Kamis 19-5-2022
Lanjut Laily dari hasil pengolahan data citra satelit metode analisis Variasi Suhu Harian sejak tahun 1994 hingga 2020 didapatkan hasil bahwa di empat kabupaten yang diteliti mengalami tren peningkatan suhu.
“rerata pada musim kemarau di Bojonegoro dan empat kabupaten lain mengalami tren kenaikan sebesar sekitarnya 0,15 persen per tahun,” ungkapnya.
Laily juga menyampaikan bahwa variasi suhu tinggi-rendah antar tahun berkaitan erat dengan sirkulasi global El Nino Southern Oscillation (ENSO). Adapun distribusi suhu per jam di Kabupaten Bojonegoro memperlihatkan pola wilayah bagian tengah-selatan memiliki suhu lebih tinggi dan kelembaban lebih rendah, akan tetapi variasi suhu rerata antar lokasi tidak terlalu besar.
“penyebab kenaikan suhu khusus di Kabupaten Bojonegoro diantaranya adalah berkuarangnya Luasan Lahan Terbuka, peningkatan Emisi GRK, Kenaikan Suhu Global, Tutupan Vegetasi Berkurang, Faktor Geografis, Geologis, Keberadaan Industri dan peningkatan Aktivitas Manusia” Pungkas Laily.
Penulis : Syafik