Petani Masih Mendominasi Kemiskinan di Bojonegoro

oleh 191 Dilihat
oleh
(ilustrasi kemiskinan. Oleh :syafik)

Bojonegoro, damarinfo.com Petani masih menjadi kelompok terbesar dalam penduduk miskin di Bojonegoro, meskipun persentase mereka menunjukkan penurunan. Berdasarkan data terbaru, jumlah penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian tercatat sebesar 33,22% pada 2024, turun dari 35,26% pada 2023.

Secara keseluruhan, tingkat kemiskinan di Bojonegoro terus mengalami penurunan. Pada 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 147.330 jiwa, atau setara dengan 11,69% dari total populasi. Angka ini menurun dibandingkan 2023, ketika jumlah penduduk miskin masih berada di angka 153.250 jiwa dengan persentase 12,18%.

Namun, di tengah tren positif tersebut, data menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin yang bekerja di luar sektor pertanian meningkat signifikan. Pada 2024, 33,91% dari penduduk miskin bekerja di sektor non-pertanian, naik dari 19,92% pada 2023. Sementara itu, mayoritas penduduk miskin masih bekerja di sektor informal, dengan persentase sebesar 46,11%, dibandingkan dengan mereka yang bekerja di sektor formal yang hanya 21,03%.

Peningkatan Pendidikan di Kalangan Penduduk Miskin

Salah satu perubahan signifikan adalah peningkatan tingkat pendidikan di kalangan penduduk miskin, termasuk petani. Penduduk miskin yang tamat SMA meningkat tajam menjadi 29,91% pada 2024, dibandingkan dengan 19,24% pada 2023. Sebaliknya, penduduk miskin yang tidak tamat SD terus menurun drastis, dari 27,33% (2023) menjadi hanya 17% pada 2024.

Baca Juga :   Sejak Kapan Angka Kemiskinan Bojonegoro Lebih Rendah dari Kabupaten Terdekat?

Peningkatan tingkat pendidikan ini berpotensi membantu penduduk miskin, khususnya petani, untuk beralih ke sektor pekerjaan lain yang lebih stabil dan berpenghasilan lebih tinggi.

Indeks Kemiskinan dan Kesejahteraan Dasar

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan peningkatan kecil dari 1,94 pada 2023 menjadi 1,99 pada 2024. Hal ini mencerminkan bahwa meskipun jumlah penduduk miskin menurun, sebagian dari mereka masih menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami sedikit penurunan, dari 0,49 menjadi 0,48 pada periode yang sama.

Baca Juga :   Bupati Bojonegoro Berikutnya Harusnya Seperti Apa? Begini Kriteria dari KSK

Di sisi lain, akses terhadap jamban pribadi meningkat menjadi 97,22% pada 2024, sementara akses terhadap air layak sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 100% menjadi 94,15%.

Meskipun petani masih mendominasi kelompok penduduk miskin di Bojonegoro, tren penurunan kemiskinan di sektor ini menunjukkan adanya perbaikan. Namun, peningkatan jumlah penduduk miskin yang bekerja di sektor non-pertanian menjadi perhatian baru yang perlu diatasi.

Upaya lebih lanjut diperlukan untuk mendorong akses pekerjaan formal, meningkatkan produktivitas petani, serta memperluas kesempatan bagi penduduk miskin untuk beralih ke sektor pekerjaan yang lebih stabil. Selain itu, program pendidikan bagi keluarga miskin juga menjadi kunci untuk memutus rantai kemiskinan di Bojonegoro.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *