Kebiasaan Merokok Tinggi, Tantangan Kesehatan di Bojonegoro

oleh 124 Dilihat
oleh
(Foto Rokok. Peringatan Pemerintah Rokok Membunuhmu. Foto :Syafik)

Damarinfo.com – Kabupaten Bojonegoro menghadapi tantangan besar dalam pengendalian kebiasaan merokok. Data terbaru menunjukkan bahwa persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok di Bojonegoro mencapai 16,86% pada kelompok usia 15-24 tahun, dan terus meningkat hingga 41,70% pada kelompok usia 45-54 tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi untuk kelompok usia dewasa, yang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok masih menjadi bagian dari budaya sosial di Bojonegoro.

Merokok Tinggi, Dampak Kesehatan Mengancam

Menurut data BPS dalam Buku “Jawa Timur dalam Angka 2025”, rata-rata kebiasaan merokok di Jawa Timur mencapai 18,67% untuk usia 15-24 tahun, 31,93% untuk usia 25-34 tahun, dan 33,23% untuk usia 35-44 tahun. Sementara itu, di Bojonegoro, tren merokok terus meningkat seiring bertambahnya usia, dengan puncaknya di usia 45-54 tahun. Setelah itu, angka mulai menurun, tetapi masih cukup tinggi di kalangan usia lanjut (65 tahun ke atas: 27,79%).

Baca Juga :   Mentjari Bodjonegoro Ong Hok Liong, Rokok Benteol, Bodjonegoro dan Gunung Kawi

Sebagai perbandingan, Surabaya mencatat angka terendah untuk kebiasaan merokok di semua kelompok usia, dengan hanya 8,08% untuk usia 15-24 tahun, yang menunjukkan efektivitas regulasi dan kampanye anti-rokok di kota besar. Sementara itu, daerah dengan tingkat perokok tertinggi seperti Sampang dan Pasuruan menunjukkan bahwa faktor budaya dan regulasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasaan merokok.

Mengapa Kebiasaan Merokok di Bojonegoro Masih Tinggi?

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka perokok di Bojonegoro antara lain:

  • Akses mudah terhadap rokok – Rokok masih mudah didapatkan, bahkan di daerah pedesaan.
  • Kurangnya regulasi kawasan tanpa rokok – Berbeda dengan kota besar yang memiliki aturan ketat, kawasan tanpa rokok di Bojonegoro masih terbatas.
  • Norma sosial yang mendukung kebiasaan merokok – Merokok masih dianggap sebagai bagian dari budaya, terutama di kalangan pria dewasa.
  • Minimnya kampanye anti-rokok yang efektif – Edukasi mengenai bahaya merokok masih kurang maksimal.

Solusi untuk Bojonegoro: Mengurangi Kebiasaan Merokok

Untuk mengurangi angka perokok di Bojonegoro, langkah-langkah berikut bisa diterapkan:

  • Memperketat regulasi kawasan tanpa rokok, terutama di tempat umum dan fasilitas publik.
  • Meningkatkan edukasi tentang bahaya merokok melalui sekolah dan media lokal.
  • Mendorong program berhenti merokok yang melibatkan tenaga kesehatan dan komunitas.
  • Melibatkan sektor swasta dan CSR perusahaan lokal dalam kampanye anti-rokok.
  • Mengembangkan alternatif gaya hidup sehat, seperti olahraga dan komunitas non-merokok.
Baca Juga :   Tahun 2022 Harga Rokok Kian Mahal, Berikut ini Kenaikan dan Harganya

Bojonegoro Bisa Berubah

Dengan tingkat kebiasaan merokok yang tinggi, Bojonegoro menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya. Namun, dengan regulasi yang lebih ketat dan kampanye yang efektif, kebiasaan merokok dapat ditekan secara signifikan. Perubahan ini akan membawa manfaat besar bagi kesehatan masyarakat, ekonomi, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Bojonegoro bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengurangi kebiasaan merokok dan membangun budaya hidup sehat. Saatnya berbenah demi generasi yang lebih sehat untuk Bojonegoro Makmur dan Membanggakan.

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *