IPM Bojonegoro Tahun 2025 Naik 0,99 Poin, Tertinggi di Jawa Timur dan Lampaui Target RPJMD

oleh 19 Dilihat
oleh
(Ilustrasi IPM. Sumber : unair.ac.id)

Bojonegoro,damarinfo.com – Bojonegoro mencatat capaian membanggakan dalam pembangunan manusia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bojonegoro tahun 2025 meningkat 0,99 poin menjadi 73,74, kenaikan tertinggi di antara seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Pencapaian ini tidak hanya menempatkan Bojonegoro sebagai daerah dengan laju peningkatan IPM tercepat, tetapi juga melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD 2025–2029.

Peningkatan IPM Jawa Timur

Secara umum, IPM Provinsi Jawa Timur mencapai 76,13 pada tahun 2025, naik 0,78 poin (1,04 persen) dibandingkan tahun sebelumnya (75,35). Kenaikan ini menandai percepatan pembangunan manusia di provinsi ini, dengan kontribusi terbesar berasal dari dimensi standar hidup layak yang tumbuh 5,11 persen.

Dalam lima tahun terakhir (2021–2025), IPM Jawa Timur rata-rata meningkat 0,89 persen per tahun, memperkuat posisinya di kategori “tinggi”. Tren ini menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang makin baik, terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan.

Bojonegoro Lampaui Target RPJMD

Berdasarkan BRS No. 58/11/35/Th.XXIII, 5 November 2025, BPS mencatat IPM Bojonegoro naik dari 72,75 (2024) menjadi 73,74 (2025) atau meningkat 1,36 persen. Kenaikan ini lebih tinggi dari target RPJMD Kabupaten Bojonegoro 2025, yang ditetapkan sebesar 73,54. Artinya, realisasi IPM tahun 2025 mencapai 100,27 persen dari target, menandakan kinerja pembangunan manusia berjalan di atas rencana.

Faktor Pendorong Peningkatan

Kenaikan IPM Bojonegoro terjadi di semua dimensi penyusunnya:

  • Kesehatan: Harapan hidup meningkat menjadi 75,20 tahun, naik 0,29 tahun dibanding 2024, menunjukkan perbaikan layanan kesehatan dasar dan gizi masyarakat.

  • Pendidikan: Harapan Lama Sekolah (HLS) mencapai 13,27 tahun, sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) naik dari 7,59 menjadi 7,78 tahun. Artinya, rata-rata penduduk Bojonegoro kini menempuh pendidikan hingga setara kelas dua SMP.

  • Standar Hidup Layak: Pengeluaran riil per kapita meningkat 5,28 persen, dari Rp11,2 juta menjadi Rp11,8 juta per tahun. Peningkatan daya beli ini didorong sektor pertanian, migas, dan perdagangan lokal.

Baca Juga :   Pembangunan Bojonegoro: Semua Karena APBD, Bukan Bupatinya

10 Daerah dengan Kenaikan IPM Tertinggi di Jawa Timur (2024–2025)

No Kabupaten/Kota IPM 2024 IPM 2025 Kenaikan (Poin) Persentase (%)
1 Bojonegoro 72,75 73,74 +0,99 +1,36%
2 Ponorogo 73,70 74,65 +0,95 +1,29%
3 Trenggalek 72,47 73,39 +0,92 +1,27%
4 Kediri (Kab.) 75,18 76,09 +0,91 +1,21%
5 Lamongan 75,90 76,81 +0,91 +1,20%
6 Kota Kediri 81,88 82,71 +0,83 +1,01%
7 Magetan 76,77 77,58 +0,81 +1,06%
8 Pacitan 71,49 72,26 +0,77 +1,08%
9 Kota Probolinggo 77,79 78,50 +0,71 +0,91%
10 Nganjuk 75,24 75,89 +0,65 +0,86%

Bojonegoro berada di posisi teratas dengan kenaikan hampir satu poin, menandakan percepatan signifikan dibandingkan daerah lain. Daerah-daerah dengan basis ekonomi agraris seperti Ponorogo dan Trenggalek juga menunjukkan perbaikan serupa, menandakan pemerataan pembangunan manusia di kawasan barat dan tengah Jawa Timur.

Posisi Bojonegoro di Jawa Timur

Dengan capaian 73,74, Bojonegoro berada di atas Tuban (73,15) dan jauh di atas Bangkalan (68,15), namun masih di bawah Lamongan (76,81) dan kota-kota besar seperti Surabaya (85,65) serta Malang (85,55) yang sudah masuk kategori “sangat tinggi.”

Baca Juga :   Perempuan di Jawa Tengah ini Harapan Hidupnya Lebih Panjang Daripada Laki-laki. Di Daerah Mana Saja?

Meski begitu, Bojonegoro masuk dalam daftar 10 daerah dengan pertumbuhan IPM tercepat, menandakan efektivitas kebijakan sosial, pendidikan, dan ekonomi yang mulai memberi dampak langsung pada masyarakat.

Arah ke Depan

Keberhasilan melampaui target RPJMD 2025 menjadi modal penting untuk menjaga konsistensi pembangunan manusia hingga 2030. Dalam dokumen RPJMD, target IPM Bojonegoro ditetapkan terus meningkat hingga 76,87 pada tahun 2030. Untuk mencapainya, peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan kerja, dan pemerataan ekonomi menjadi tantangan utama.

Pemerintah daerah juga perlu memperkuat program ekonomi inklusif, agar peningkatan daya beli dirasakan lebih merata. Di bidang kesehatan, penguatan layanan dasar dan gizi masyarakat penting untuk menjaga tren harapan hidup yang terus naik.

Kenaikan IPM Bojonegoro tahun 2025 bukan sekadar angka statistik. Ia adalah refleksi dari perubahan sosial-ekonomi yang nyata — masyarakat yang lebih sehat, berpendidikan, dan memiliki daya beli lebih baik. Tantangan berikutnya adalah memastikan kemajuan ini berkelanjutan dan inklusif, agar manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Bojonegoro.

Penulis : Syafik

Sumber Data: