Indonesia Mampu Amankan 180 Juta Dosis Vaksin Covid-19

oleh
Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia Yuliati Umrah yang hadir dalam webinar bertema "Kerjasama Internasional Penanggulangan Covid-19" diselenggarakan oleh Keluarga Besar Alumni Universitas Air langga (Kalingga), Selasa 10-Agustus-2021.Foto/dok.Unair

Surabaya, damarinfo.com–  Direktur Jendral Kerjasama Asia Pasifik dan Afrika Kementrian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani mengatakan jumlah vaksin covid-19 di dunia sangat terbatas. Tentu saja harus diperebutkan dengan seluruh negara di dunia.

“Per 8 Agustus 2021, Pemerintah Indonesia telah mengamankan 180 juta lebih dosis vaksin” Kata Abdul Kadir Jailani saat hadir dalam webinar yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Alumni Universitas Air langga (Kalingga), Selasa 10-Agustus-2021.

Abdul Kadir Jailani merinci dari 180.072.082 dosis vaksin tersebut, yakni  147.700.280 dosis Vaksin Sinovac; 11.704.800 dosis vaksin Astrazeneca melalui mekanisme Covax yabg bersifat multilateral; lalu 2.161.240 dosis vaksin Astrazeneca dari Jepang; dari Inggris sebanyak 620.000 dosis vaksin Astrazeneca, lalu dari Astrazeneca sendiri sebanyak 1.635.600 dosis, vaksin Sinopharm sebanyak 7.500.000 dosis plus melalui UEA sebanyak 750.000 astrazeneca juga dan terakhir vaksin Moderna sebanyak 8.000.160 dosis melalui mekanisme AS-Covax.

Alumni Unair Surabaya ini jugamenyampaikn dari jumlah 3,4 Miliar vaksin di dunia ini, 75 persennya hanya beredar di sekitar 10 negara saja. Berkat upaya maksimal itu maka capaian laju vaksinasi kita mencapai 18,7 persen untuk tahap pertama dan tahap kedua berada pada angka 8,8 persen dari targert 208,3 juta atau sekitar 77 persen penduduk Indonesia. Jadi luar biasa upaya kita guna mengupayakan pengadaan vaksin ini karena kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas kita,” papar Abdul Kadir Jailani.

Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia Yuliati Umrah yang hadir dalam webinar bertema “Kerjasama Internasional Penanggulangan Covid-19″  menekankan perlunya  perlu solidaritas dalam upaya penanggulangan Covid-19 diantara warga masyarakat dunia. Pasalnya pandemi covid-19 merupakan isu bersama dimana korban terdampak Covid-19 ada di semua pihak. Sehingga seluruh masyarakat punya misi yang sama yaitu hope for the better life, for the earth future.”Artinya kerjasama internasional juga terjadi di level non state actors” kata alumnus FISIP Unair ini.

Lanjut Yuliati Umrah, elemen penting lain yang sangat penting adalah dukungan dari pemerintah daerah, karena dengan dukungan pemerintah kerja sama peopel to people dapat menaikan leverage (manfaat) yang ada.“We can do this, but if you (local government, red.) can help us, we can do more,” tandas wanita yang terpilih sebagai salah satu  dari 80 Leaders of Exchange The World 2020 oleh IVLP Amerika Serikat bersama Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.

Sementara itu narasumber lain dalam webinar yakni Wakil The Asia Foundation, R. Alam Surya Putra menyentil bahwa Indonesia memiliki kekuatan gotong royong. Tetapi kurang disinergikan dengan baik terutama pada masa pandemi Covid-19.”Prinsip-prinsip berjaringan ini sebenarnya adalah wujud dari nilai budaya gotong-royong yang menjadi penting dalam upaya menggalang kerjasama internasional ketika harus diwujudkan dalam konteks di dalam negeri terutama di daerah,” ujar Alam yang kantornya berpusat di San Fransisco, Amerika Serikat itu.

Penulis : Syafik

Sumber : Humas Kalingga Unair Surabaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *