damarinfo.com –Di tengah perlombaan ekonomi daerah, Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 menjadi cermin produktivitas Indonesia. Jawa Timur, dengan skor 3,88, melaju di depan, jauh di atas rata-rata nasional 3,43. Namun, Kabupaten Bojonegoro tertatih di peringkat 34 dengan skor 3,35, meski menunjukkan kemajuan. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan daya saing adalah kunci kesejahteraan. Apa yang mendorong Jawa Timur, dan mengapa Bojonegoro masih terpuruk?
Jawa Timur: Malang Bersinar, Sampang Tertinggal
Jawa Timur adalah panggung kontras. IDSD 2024, dengan 12 pilar dalam empat komponen—Lingkungan Pendukung (4,34), Sumber Daya Manusia (3,98), Pasar (3,04), Ekosistem Inovasi (4,44)—menobatkan Kota Malang sebagai juara dengan skor 4,17. Sampang, dengan skor 3,18, tertinggal 23,5%, mencerminkan keterbatasan akses pasar dan teknologi. Ketimpangan ini menuntut aksi. BRIN menawarkan Kalkulator IDSD 2024 di dashboard IDSD untuk merancang solusi. Akankah Sampang bangkit?
Bojonegoro: Potensi Tersandung Kelemahan
Bojonegoro, dengan migas dan pertanian, seharusnya unggul. Namun, skor 3,35—13,4% di bawah provinsi—menempatkannya di peringkat 34, tanda potensi terhambat.
Tren 2022–2024 menunjukkan kemajuan: skor IDSD naik dari 3,10 ke 3,35 (+8,1%). Infrastruktur melonjak +157% (1,46 ke 3,75), Adopsi TIK +35,6% (3,09 ke 4,19). Tapi Sistem Keuangan anjlok -64,5% (3,69 ke 1,31), dan Pasar Produk stagnan di 1,44. Mengapa akses keuangan memburuk? Kapan produk lokal kompetitif?
Grafik berikut membandingkan 12 pilar Bojonegoro dengan Jawa Timur 2024. Sistem Keuangan (-45,4%), Pasar Produk (-33,3%), dan Kapabilitas Inovasi (-39,1%) adalah kelemahan utama, sementara Ukuran Pasar (4,93) dan Institusi (4,72) menonjol. Pasar (2,59 vs. 3,04, -14,8%) dan Ekosistem Inovasi (3,33 vs. 4,44, -25,0%) tertinggal jauh.

Keterangan Grafik: Pilar disingkat—Inst (Institusi), Infra (Infrastruktur), TIK (Adopsi TIK), Stab (Stabilitas Ekonomi Makro), Kes (Kesehatan), Ket (Keterampilan), PProd (Pasar Produk), PTK (Pasar Tenaga Kerja), Keu (Sistem Keuangan), UPas (Ukuran Pasar), Bis (Dinamika Bisnis), Inov (Kapabilitas Inovasi).
Menuju Daya Saing
Jawa Timur, dipimpin Malang, unggul dalam tata kelola dan inovasi. Sampang menyoroti ketimpangan. Bojonegoro, dengan skor naik 8,1% sejak 2022, perlu inklusi keuangan, diversifikasi produk, dan riset. Daya saing adalah kesejahteraan—kunjungi Kalkulator IDSD 2024 di dashboard IDSD, dukung kebijakan lokal untuk UMKM dan inovasi, dan wujudkan potensi Bojonegoro menjadi prestasi nyata! Untuk
Bojonegoro Bahagia, Makmur dan Membanggakan
Penulis : Syafik
Sumber data : (https://brin.go.id/drid/page/indeks-daya-saing-daerah, diunduh pada 16-5-2025)