Imam Ibnu Rajab: Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan dan Malam Lailatul Qadar

oleh 100 Dilihat
oleh
(Ilustras. by canva.com)

damarinfo.com – Bulan Ramadan adalah waktu terbaik bagi seorang Muslim untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, 10 hari terakhir memiliki keistimewaan tersendiri, terutama dengan adanya Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Salah satu ulama besar yang menjelaskan tentang keutamaan malam-malam ini adalah Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali, seorang ahli hadits dan fiqh dari mazhab Hanbali.

Dalam kitabnya Latha’if Al-Ma’arif, Imam Ibnu Rajab menyebutkan bahwa 10 hari terakhir Ramadan adalah puncak dari ibadah seorang Muslim. Beliau menekankan bahwa Rasulullah ﷺ sendiri meningkatkan ibadahnya di malam-malam terakhir dan menghidupkan malam dengan shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, disebutkan:

“Ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadan, Nabi ﷺ menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya.”

Ibnu Rajab menjelaskan bahwa “menghidupkan malamnya” berarti memaksimalkan ibadah di sepanjang malam, bukan hanya shalat, tetapi juga membaca Al-Qur’an, berdoa, dan beristighfar. Sedangkan “membangunkan keluarganya” menunjukkan pentingnya mengajak orang-orang terdekat untuk turut serta dalam beribadah.

Baca Juga :   Imam Asy-Syafi’i: Mengkhatamkan Al-Qur’an 60 Kali di Bulan Ramadan

Keutamaan Lailatul Qadar juga mendapat perhatian khusus dari Imam Ibnu Rajab. Dalam tafsirnya terhadap Surat Al-Qadr, beliau menjelaskan bahwa malam ini adalah malam penuh keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan, di mana setiap doa akan diijabah, setiap amalan akan dilipatgandakan, dan setiap dosa akan diampuni bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya memperbanyak doa dan istighfar di malam-malam ini, terutama doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
“Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari penjelasan ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa 10 malam terakhir adalah waktu terbaik untuk meningkatkan kualitas ibadah. Imam Ibnu Rajab mencontohkan bahwa para ulama salaf terdahulu meninggalkan urusan dunia di malam-malam ini dan berfokus hanya kepada Allah. Mereka memperbanyak shalat, membaca Al-Qur’an, serta berdoa dengan penuh harapan dan keikhlasan.

Baca Juga :   Marhaban Ya Ramadhan : Menyambut Ramadan dengan Hati Bersih

Sebagai umat Islam, kita dapat meneladani kebiasaan ini dengan memaksimalkan ibadah di malam-malam terakhir Ramadan. Meskipun tidak semua orang mampu beribadah semalam suntuk, setidaknya kita bisa meningkatkan amalan kita lebih dari biasanya, seperti membaca lebih banyak Al-Qur’an, shalat malam lebih panjang, serta memperbanyak doa dan istighfar. Dengan demikian, kita berharap bisa mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar dan ampunan dari Allah.

Semoga kisah dan nasihat dari Imam Ibnu Rajab ini bisa menjadi motivasi bagi kita untuk memanfaatkan 10 hari terakhir Ramadan sebaik-baiknya. Jangan sampai kesempatan emas ini berlalu tanpa ada perubahan dalam ibadah dan kedekatan kita kepada Allah.

Penulis ; Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *