Hikmah Dibalik Pandemik Covid-19, Muncul Inovasi Anak Bangsa

oleh 18 Dilihat
Wakil Gubenur Jawa Timur Emil Dardak dan Rektor ITS Surabaya Prof. Mochammad Ashari saat melihat robot ventilator buatan ITS, untuk membantu pasien covid-19.Foto/IDN Times Jatim

Musibah pandemik virus corona atau Covid-19 di Indonesia, akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Di antaranya aspek kesehatan, sosial- budaya dan ekonomi.

Tetapi dibalik kesulitan sekarang ini pasti akan muncul kemudahan yang lain, seperti firman Allah: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5). Demikian juga dalam Hadits seperti dibawah ini: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bersama kesulitan, ada kemudahan.”

Walaupun terjadi pandemik virus corona di Indonesia, akhirnya muncullah pelbagai penelitian dan inovasi anak bangsa. Lembaga penelitian, universitas, industri libang, perusahaan swasta dan stake holder bersama-sama berkontribusi untuk pencegahan dan penangganan Covid-19. Diantaranya adalah:

1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), menciptakan Disinfection Chamber (bilik sterilisasi), Portable Isolation Room (Ruang Isolasi Portabel), Portable Hospital (PORTAHOS), Robot Pelayanan Pasien dan Robot Ventilator. Dimana Disinfection Chamber ini berbeda dengan yang lain. Alat ini bekerja menggunakan ozon (O3). Metode ini lebih aman jika dibandingkan dengan metode penyemprotan cairan kimia disinfektan. Dimana peralatan ini prinsipnya hanya mengubah oksigen yang terdapat di udara menjadi ozon.

Ruang isolasi Portable ini, punya kriteria. Yaitu murah, cepat, mudah dan tentu mengikuti persyaratan teknis ruang isolasi. Ruang isolasi ini akan dikembangkan dalam aspek teknis interior, eksterior, dan aspek teknik prasarna (Anteroom, Pencahayaan, AC, dan Exhaust fan, dan High-efficiency particulate air/HEPA filter). Anteroom disini dirancang untuk memberikan "air- lock" antara pasien menular dan pasien tidak menular atau pasien umum dan tenaga medis lain yang bertugas. HEPA filter diperlukan di ruang isolasi untuk pemurnian udara. Tujuannya agar virus, bakteri, dan partikel buruk di udara
lainnya tidak cepat menyebar dan berkembang biak.

Sedangkan Rumah Sakit Portable (PORTAHOS) bentuknya seperti tenda, dimana desainnya terinspirasi dari seni melipat kertas yang memiliki fleksibilitas, dan kekokohan yang tercipta akibat lekukan-lekukan yang saling bertemu dan mendukung. Desain PORTAHOS ini dirancang mengantisipasi jika jumlah pasien yang terkena virus Covid-19 melebihi kapasitas rumah sakit.

Robot pelayanan pasien virus Covid-19 ini didesain untuk meminimalkan kontak antara pasien yang kena Covid-19 dengan tenaga medis selama perawatan. Robot dioperasikan oleh tenaga medis dari jarah jauh untuk berbagai keperluan. Misalnya mengantar pakaian, makanan, serta peralatan lain yang akan digunakan untuk pasien Covid-19. Juga untuk mengecek kondisi pasien dengan kamera yang dipasang di robot. Juga bisa untuk berkomunikasi dengan pasien menggunakan fitur audio.

Robot Ventilator didesain untuk ventilator yang bersifat sederhana, murah atau disebut Simple and Low Cost Mechanical Ventilator. Pengembangan robot ini akan didampingi oleh Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Pengembangannya diharapkan sesuai standar kesehatan. Robot ventilator memiliki beberapa fitur pengaturan. Seperti Respiration Rate, Inspiration/expiration Ratio, Tidal Volume, Positive End-Expiratory Pressure (PEEP), dan Peak Inspiration Pressure (PIP). Bila sudah diproduksi massal robot ventilator bisa dipatok harga sekitar 20 jutaan per unit.

Jati Walujastono

2. Institut Teknologi Bandung (ITB)
Pihak ITB bekerjasama dengan YPM Salman ITB dan Fakultas Kedokteran
Universitas Penjajaran mengembangkan ventilator Portable Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Ventilator darurat ini dinamakan Vent-I (ventilator Indonesia), dimana pada presentasi awal terdapat tiga fungsi yang didemonstrasikan. Yaitu CPAP, Continuous Pressure Control (CPC), dan Synchronize Pressure Control (SPC). Ventilator Portable CPAP ini berhasil lolos uji oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kedokteran (BPFK) Kementerian Kesehatan pada 21 April 2020. Alat ini dinyatakan lolos uji untuk semua kriteria uji sesuai standar SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Kesalamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020. Vent-I merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien Covid-19 pada gejala klinis tahap 2, bukan diperuntukkan bagi pasien ICU.

Baca Juga :   Surat Redaksi Vaksin Lambat, Yuk Dipercepat

3. Universitas Indonesia (UI)
Universitas Indonesia mengembangkan riset dan inovasinya. Diantaranya adalah bilik disinfeksi berbasis ultraviolet, alat ultraviolet disinfeksi peralatan medis, alat pelindung diri (APD), instrument test cepat Covid-19, suplemen peningkatan imunitas tubuh untuk mencegah Covid-19, dan Ventilator berbasis Sistem Pneumatik.

Bilik disinfeksi berbasis ultraviolet ini dikembangkan oleh tim peneliti FT, FK,
FMIPA, Sekolah Lingkungan (SIL), RSUI dan Research Center for Biomedical
Engineering (RCBE). Alat ultraviolet disinfeksi peralatan medis dibuat gabungan FMIPA, FK, RSUI, SIL dan Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI). APD dan instrument test cepat Covid-19 karya dari FT, FK, dan RSUI. Suplemen peningkatan imunitas dikembangkan oleh Tim gabungan FT, FK, dan RCBE. Sedangkan Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya Berbasis Sistem Pneumatik dinamakan COVENT-20. Ventilator bermode CPAP digunakan khusus pasien PDP Covid-19 yang masih sadar. Sedangkan Ventilator yang bermode Continuous Mandatory Ventilation (CMV) dan dilengkapi PEEP dipakai untuk pasien positip Covid-19 dengan gejala pneumonia berat yang tidak dapat mengatur pernapasan.

4. Universitas Gajah Mada (UGM)
Universitas Gajah Mada telah bekerja sama dengan Toyota, industri lokal Yogjakarta, dan Rumah Sakit Sarjito mengembangkan ventilator yang digunakan pasien terinfeksi virus Covid-19. Pengembangan rencananya akan membuat tiga jenis ventilator.

Ketiga jenis ventilator adalah, versi fully featured ventilator (high end), versi low cost, dan versi ambu bag conversion. Ventilator ambu bag dan tanpa ambu bag pembuatannya murah dan bisa diproduksi massal serta mudah diakses oleh Rumah Sakit maupun Puskesmas. Ambu bag adalah alat kesehatan yang berfungsi membantu memperlancar pernapasan. Alat ini terdiri dari bag yang berfungsi memompa oksigen, serta valve atau pipa berkatup dan masker yang berfungsi menutup mulut dan hidung.

Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM telah meluncurkan GAMA Sampling Chamber. Bilik sampling ini untuk mengambil uji swab bagi yang terpapar virus Covid-19. Sebulan lalu di Yogjakarta hanya ada satu tempat pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau test swab sesuai standar. RSA UGM mengembangkan layanan drive thru dan mobile, dan diharapkan membantu pemeriksaan yang terpapar virus corona akan lebih efisien.

5. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Pihak BPPT mengembangkan Ventilator Portable untuk pasien terpapar virus Corona non Intensive care (ICU). Dimana Ventilator Portable ini berbasis bagging bag atau umum dikenal Ambu Bag. Peralatan ini mengadopsi desain open source ventilator yang dikembangkan di Eropa dengan beberapa modifikasi menyesuaikan material dan komponen di Indonesia. BPPT menambahkan inovasi dan modifikasi untuk memaksimalkan fungsi dari Ventilator Portable ini. Yaitu menambahkan pengamanan (over pressure relief valve), penambahan kapasitas tekanan PEEP sekitar 10-20 cm H2O, dan penambahan pengaturan fraksi gas oksigen (FIO2) yang mendukung sistem multi ventilator. BPPT sebagai koordinator Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan Covid-19 (TFRIC19), dimana TFRIC19 terdiri dari pelbagai pemangku kepentingan. Misalnya perguruan tinggi, sektor industri, dan Industri Litbang dll. Diantaranya TFRIC19 mengembangkan Non-PCR Rapid Diagnostik, PCR Test Kit, Laboratorium Uji PCR dan sequencing. Penguatan Sistem Informasi dan Aplikasi Artificial Intelligence/AI (Kecerdasan Buatan) juga dikembangkan oleh TFRIC19.

Baca Juga :   Pasar Desa Medang Didatangi Tim Tracing Covid-19, Ada Apa?

Kemudian TFRIC19 menyiapkan Analisis dan Penyusunan Data Whole Genome Covid-19 Origin orang Indonesia yang terinfeksi, dan menyiapkan Prasarana dan Penyediaan Logistik Kesehatan untuk Penguatan Kemampuan Penanganan Covid-19.

6. PT. Tata logam Lestari
PT. Tatalogam Lestari bergerak di bidang baja ringan, meluncurkan inovasi yang bisa menghambat penyebaran Covid-19. Perusahaan itu memproduksi baja ringan antivirus yang bisa menangkal berbagai bermacam virus dan bakteri berbahaya termasuk virus corona. Inovasi baja ringan antivirus telah dilapisi cairan anti virus khusus yang dapat menyumpat pori-pori baja ringan sehingga virus atau bakteri tidak dapat berkembang biak di permukaan baja ringan. Produk baja ringan anti virus dinamakan Nexalume Antivirus dan Sakura Truss Avico. Nexamuume antivirus adalah baja ringan yang sudah dilapisi cairan antivirus, dan d coating 3 kali dengan nano- coating. Nexalume antivirus merupakan bahan baku yang bisa digunakan untuk keperluan seperti meja peralatan medis dan transportasi umum yang rawan dihinggapi dan berkembangnya virus. Baja ringan Sakura Truss Avico rangka atap baja ringan yang sudah dilapisi antivirus.

7. Gojek dan Halodoc
Gojek dan Halodoc bekerjasama dengan Kementerian Republik Indonesia, telah meluncurkan inovasi layanan telemedicine Check Covid-19 untuk membantu penanganan virus Corona. Layanan konsultasi online telemedicine didukung oleh lebih dari 20.000 dokter berlisensi dan berpengalaman di dalam ekosistem Halodoc. Layanan telemedicine Check Covid-19 dari Halodoc tersedia dalam bentuk shuffle card di aplikasi Gojek.

Dengan aplikasi ini, pengguna bisa berkonsultasi mengenai gejala kesehatan dan melakukan self assessment terkait Covid-19. Apabila ada dugaan tertular Covid-19, maka dokter dari Halodoc melakukan penanganan dengan tetap supaya pengguna stay home, dan obat akan diresepkan kemudian akan diantar oleh Gojek. Jika membutuhkan penanganan dan tindakan lebih lanjut, maka dokter dari Halodoc akan merujuk ke rumah
sakit rujukan.

Di tengah pandemic penyakit Covid-19 saat ini, pasti ada peluang atau kesempatan/opportunity bagi pelaku usaha mengembangkan bisnisnya. Maka dari itu perguruan tinggi, lembaga penelitian, industri litbang, dan pihak swasta, di saat-saat seperti ini, kuncinya adalah optimism, kreativitas, dan berinovasi.

*Profile Penulis:
– Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Blora
Staf Khusus Bupati Blora, bidang Iptek, Pengentasan Kemiskinan,
Pemberdayaan Masyarakat dan Kearifan Lokal
– Dosen Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Ronggolawe (STTR) Cepu
– Pengajar Pemboran, SMK Migas Cepu
– Wakil Ketua Komunitas Sapi Indonesia (KSI), Jateng dan DIY
– Dewan Penasehat Komunitas Sapi Indonesia (KSI) Blora
– Dewan Pembina KOMBAT TNI-POLRI DPD Blora
– Dewan Pengawas Yayasan ITTIBAA’UL IHSAN Cepu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *