Bojonegoro, damarinfo.com – Ada yang seru di penghujung tahun 2024 ini! Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina di sektor hulu migas, bareng SKK Migas baru saja mengadakan kegiatan Management Walkthrough (MWT) ke Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB). Acara yang digelar Senin 23-12-2024 ini bukan sekadar kunjungan biasa, tapi jadi momen penting buat memeriksa langsung operasional gas di Bojonegoro yang katanya bakal jadi tulang punggung energi bersih di Jawa.
Kegiatan ini dihadiri tokoh-tokoh penting, seperti Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudy Satwiko, Direktur SDM & Penunjang Bisnis PHE Whisnu Bahriansyah, Direktur Utama PEPC Muhamad Arifin, dan General Manager Zona 12 Mefredi. Mereka bareng-bareng memeriksa fasilitas utama seperti Well Pad C Blok Cepu, JTB Plant, dan gas metering JTB.
Proyek Strategis Nasional yang Jadi Kebanggaan
Siapa sangka, proyek JTB yang masuk kategori Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ternyata dirancang dan dibangun seratus persen oleh tenaga kerja Indonesia, lho! Bahkan, menurut Rudy Satwiko, ini adalah gas plant terbesar yang dikelola perusahaan lokal.
“Bangga banget rasanya, JTB benar-benar hasil karya anak bangsa,” ujarnya.
Gas dari JTB saat ini ngasih suplai sebesar 125 MMSCFD buat beberapa pelanggan besar seperti PLN, Petrokimia Gresik, dan Jargas Lamongan. Masih ada potensi tambahan suplai hingga 190 MMSCFD kalau pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) kelar dibangun.
“Kalau pipa Cisem udah jalan, ini bakal jadi solusi buat kebutuhan gas di Jawa, terutama menghindari shortage di wilayah Jakarta pada 2026,” tambah Rudy.
Gas, Energi Fosil Paling Bersih
Di tengah maraknya isu transisi energi, gas dari Lapangan JTB dianggap punya peran penting sebagai energi fosil yang paling bersih. Gas ini tidak cuma memenuhi kebutuhan energi nasional, tapi juga mendukung target swasembada energi yang jadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Komitmen PHE untuk Masa Depan Energi
PHE juga tidak main-main soal tata kelola perusahaan. Mereka konsisten menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), plus Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berbasis ISO 37001:2016. Semua itu dilakukan demi memastikan bisnis migas tetap transparan dan bebas dari korupsi.
“Alhamdulillah, JTB udah beroperasi penuh sekarang. Harapannya, ketika pipa gas Cisem selesai, kita bisa capai kapasitas maksimal di 190 MMSCFD,” kata Direktur Utama PEPC Muhamad Arifin penuh optimisme.
Kenapa Penting?
Gas JTB bukan cuma soal angka-angka produksi. Ini tentang komitmen Pertamina, SKK Migas, dan seluruh stakeholder untuk bikin transisi energi tidak cuma jadi wacana, tapi nyata. Dengan kolaborasi yang kuat, Lapangan Gas JTB membuktikan bahwa Indonesia punya potensi besar untuk jadi pemain utama di sektor energi bersih.
Penulis : Syafik
Sumber : Humas PEPC Zona 12