damarinfo.com – Janji yang Akhirnya Terpenuhi. Pada tahun ke-8 Hijriyah, Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin akhirnya kembali ke Makkah, kota yang dulu mereka tinggalkan karena penindasan kaum Quraisy. Fathu Makkah, atau Pembebasan Makkah, bukanlah peristiwa yang penuh darah dan pembantaian, melainkan sebuah kemenangan yang dipenuhi kedamaian dan kasih sayang.
Sebagaimana disebutkan dalam “Sirah Ibnu Hisyam”, kemenangan ini terjadi setelah kaum Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah dengan menyerang sekutu kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ kemudian memimpin 10.000 pasukan Muslim menuju Makkah dengan strategi yang sangat cermat agar tidak terjadi pertumpahan darah.
Pasukan Islam Masuk Makkah
Saat pasukan Muslim memasuki Makkah, kaum Quraisy diliputi ketakutan. Mereka khawatir akan adanya pembalasan atas kejahatan mereka terhadap Rasulullah ﷺ dan para sahabat.
Namun, Rasulullah ﷺ justru menunjukkan akhlak yang luar biasa. Dalam “Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah”, disebutkan bahwa beliau memasuki kota dengan kepala tertunduk dalam ketawadhuan, bukan kesombongan. Beliau ingin menunjukkan bahwa kemenangan ini bukan karena kekuatan pasukan, tetapi atas izin Allah.
Beliau kemudian berseru kepada penduduk Makkah:
“Hari ini tidak ada balas dendam! Pergilah, kalian semua bebas!”
Kalimat ini menghapus ketakutan kaum Quraisy dan membuka hati mereka untuk menerima Islam.
Penghancuran Berhala di Ka’bah
Setelah kota berada dalam kendali kaum Muslimin, Rasulullah ﷺ segera menuju Ka’bah. Di sekelilingnya masih terdapat ratusan berhala yang dulu disembah oleh kaum musyrikin.
Sebagaimana disebutkan dalam “Shahih Bukhari”, Rasulullah ﷺ menghancurkan berhala-berhala tersebut satu per satu sambil membaca ayat:
“Kebenaran telah datang, dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra: 81).
Dengan hancurnya berhala-berhala tersebut, Ka’bah kembali menjadi tempat ibadah yang murni untuk Allah.
Masuk Islamnya Para Pembesar Quraisy
Melihat kebesaran hati Rasulullah ﷺ, banyak tokoh Quraisy yang akhirnya masuk Islam, termasuk Abu Sufyan, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Hindun binti Utbah.
Dalam “Kitab Tarikh At-Tabari”, diceritakan bahwa Abu Sufyan awalnya ragu, tetapi setelah berbincang dengan Rasulullah ﷺ, ia akhirnya mengakui keesaan Allah dan mengucapkan syahadat.
Fathu Makkah menjadi puncak kemenangan dakwah Islam. Tidak ada paksaan atau tekanan, melainkan sentuhan akhlak mulia yang meluluhkan hati banyak orang.
Pelajaran dari Fathu Makkah
- Kemenangan tidak harus dengan kekerasan. Rasulullah ﷺ memilih kedamaian daripada peperangan.
- Memaafkan lebih baik daripada membalas dendam. Rasulullah ﷺ membebaskan penduduk Makkah tanpa syarat.
- Islam menang dengan akhlak. Kemuliaan akhlak Rasulullah ﷺ membuat banyak orang menerima Islam.
Fathu Makkah adalah bukti bahwa Islam adalah agama kedamaian, bukan agama yang mengajarkan kekerasan.
Penulis : Syafik