Bojonegoro – Sudah tiga bulan para pelajar termasuk santri Pondok Pesantren belajar dirumah, sejak ditetapkanya covid-19 sebagai pandemi di Indonesia.
Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD Bojonegoro Abdulloh Umar menilai belajar di rumah tidak se efektif jika dilakukan secara tatap muka, begitu juga dengan para santri Pondok Pesntren. Untuk itu dia meminta kepada pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah dareah memperhatikan pendidikan di Pondok Pesantren.
“Salah satu sektor yang terdampak adalah dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar diliburkan, termasuk di pondok pesantren,” Ujarnya pada damarinfo.com Kamis, 28-5-2020.
Lanjut Umar-panggilanya- saat ini Presiden Joko Widodo mulai menjalankan kebijakan new normal (kenormalan baru). Umar berharap para santri pondok pesantren segera dapat kembali ke pesantrenya masing-masing, tentu dengan memenuhi Protokol Kesehatan Covid-19. Sementara fasilitas untuk melaksanakan protokol kesehatan di pondok pesantren belum memadahi, sehingga Umar meminta Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menyediakan anggaran untuk memenuhi kebutuhan perangkat kesehatan sesuai standart protokol kesehatan.
“Apabila dibiarkan tanpa ada intervensi dan bantuan nyata dari pemerintah, pesantren dengan segala potensinya akan menjadi problem besar bagi bangsa ini” pungkas pria yang juga Ketua Komisi D DPRD ini.
Penulis : Rozikin
Editor : ;Syafik
Dosen fakultas kedokteran UNAIR berpendapat bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mempersiapkan era normal baru dalam tatanan sektor pendidikan. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) baik sumber daya guru maupun siswa. Kedua, fasilitas yang ada. Dalam hal ini tentunya sekolah yang bersangkutan punya andil besar untuk mempersiapkan segala fasilitas penunjang seperti tempat cuci tangan, sterilisasi ruang kelas, serta fasilitas layanan kesehatan Selengkapnya baca disini http://news.unair.ac.id/2020/06/23/3-hal-harus-diperhatikan-sektor-pendidikan-saat-era-normal-baru/