DPRD Minta Pemkab Bojonegoro Punya Blue Print Pengentasan Kemiskinan

oleh -
oleh
(Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro Mohlasin Afan)

Bojonegoro,damarinfo.com – Jumlah Keluarga Pra Sejatera di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 101.447 Keluarga atau 24 persen dari seluruh KK di Bojonegoro yang berjumlah 418.976 KK.

Dari data Direktorat Jenderal Pemerintah Desa Kementerian Dalam Neger ditemukan bahwa dari sisi jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Bojonegoro, Kecamatan Tambakrejo adalah Kecamatan dengan jumlah Keluarga Pra Sejahtera terbanyak yakni 7.088 Keluarga. Dan yang paling rendah adalah Kecamatan Ngambon dengan jumlah Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 431 Keluarga.

Jika dilihat dari persentase, Kecamatan Gayam adalah Kecamatan dengan persentase jumlah keluarga pra sejahtera tertinggi yakni 48,3 persen. Dari total KK di Kecamatan Gayam sebanyak 10.521 KK, Keluarga yang masuk kategori Pra Sejahtera sebanyak 5.085 KK.

Sementara Kecamatan dengan persentase terendah adalah Kecamatan Bojonegoro yakni sebanyak 6 persen, dengan perincian dari jumlah 25.214 KK, yang masuk Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 1507

Baca Juga :   Bupati Anna Deklarasi Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Bojonegoro

Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro Mochlasin Afan menilai angka keluarga pra sejahtera di Bojonegoro tinggi. Pihaknya memang sudah dapat memprediksi sebelumnya karena tidak adanya penanganan pengentasan kemiskinan yang tepat dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

“berkali-kali saya harus berdebat dengan pihak eksekutif, tentang bagaimana penanganan kemiskinan di Bojonegoro” Kata Afan-panggilannya-

Lanjut Afan, dalam setiap kesempatan pembahasan tentang kesejahteraan rakyat Bojonegoro, pihaknya sudah menyampaikan kepada Pemkab Bojonegoro agar Pemkab Bojonegoro mempunyai blue print (Cetak Biru) penanganan kemiskinan di Bojonegoro. Sehingga program yang dilaksanakan terarah, terstruktur dan masif.

Baca Juga :   Surat Redaksi Bojonegoro yang Tak Kunjung Bebas dari Kemiskinan, Meski APBD nya sudah Jumbo.

“selama ini mindset Pemkab, mindset proyek, sekedar menghabiskan anggaran tanpa melihat bagaimana outputnya, apa yang harus dilakukan berikutnya setelah program dilaksanakan dan seterusnya” Tegas Afan.

Afan mencontohkan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan Minyak dan Gas di Bojonegoro, setiap program direncanakan dengan melibatkan calon penerima manfaat, sehingga programnya tepat sasaran. Pada saat pelaksanaan program dilakukan pendampingan dan pasca program juga dilakukan pendampingan dan monitoring. Sehingga dapat diukur keberhasilan program dan jika program tidak berhasil dilakukan evaluasi untuk selanjutkan dilaksanakan perbaikan program.

“jadi tidak asal dibuat program tanpa melihat hasilnya” Kata Afan

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *